Ilustrasi virus corona (Foto: Lizabeth Menzies/AFP)
Milan, Jurnas.com – Direktur Institut Penelitian Farmakologi Mario Negri, Milan, Giuseppe Remuzzi mengungkapkan bahwa virus corona baru (Covid-19) akan hilang sebelum vaksin berhasil dikembangkan.
“Virus mendekati akhir dan mungkin menghilang sebelum ditemukannya vaksin untuk menghentikan penyebarannya, karena potensinya telah mulai melemah dari hari ke hari,” kata Remuzzi kepada televisi Italia, La7, pada Selasa (12/5) kemarin dikutip dari Al-Arabiya.
Pendapat Remuzzi bertentangan dengan keyakinan mayoritas komunitas medis, yang menganggap Covid-19 tidak akan hilang dengan sendirinya, dan Covid-19 gelombang kedua menjadi ancaman di depan mata.
Sementara yang lain berpendapat bahwa kehidupan mungkin tidak sepenuhnya kembali normal sampai vaksin dikembangkan.
Menurut Remuzzi, penyakit ini kurang parah pada orang yang baru terinfeksi dibandingkan dengan orang yang terinfeksi sebulan yang lalu. Dia menambahkan, jumlah orang yang membutuhkan perawatan intensif di Italia sudah berkurang.
Remuzzi sendiri tidak mengetahui mengapa Covid-19 yang mematikan kehilangan potensinya. Namun ia berasumsi kini kekebalan tubuh setiap orang mulai berkembang, yang bisa menjadi alasan logis Covid-19 bisa hilang sebelum vaksin ditemukan.
“Jika keadaan terus berevolusi seperti sekarang, wabah dapat berhenti,” tambahnya.
Seperti diketahui, terdapat dua cara bagi populasi untuk mengembangkan kekebalan tubuh terhadap virus. Pertama ialah melalui vaksin, dan kedua kekebalan kawanan atau herd immunity.
Cara kedua sampai saat ini masih menjadi perdebatan di kalangan media. Seorang dokter umum di Strachur Medical Practice Skotlandia mengatakan, herd immunity sangat langka terjadi.
Sementara itu, seorang ahli onkologi di Fakultas Kedokteran Universitas Pennsylvania dan salah satu arsitek Obamacare mengatakan, kehidupan normal tidak akan kembali dalam waktu dekat.
“Saya tidak berpikir kita akan mendapatkan vaksin sebelum tahun depan, dan saya akan mengatakan, kekebalan umum tidak akan terjadi sampai Juli, Agustus, September 2021. Itu semacam bacaan optimistis. Jadi 15 bulan, 18 bulan dari sekarang,” ungkap Dr. Ezekiel J. Emanuel, ahli onkologi di Fakultas Kedokteran Universitas Pennsylvania.
Novel coronavirus telah menginfeksi 4.194.326 orang dan membunuh 286.615 lainnya di seluruh dunia. Virus ini pertama kali terdeteksi pada 31 Desember 2019, di Wuhan, Cina.
TAGS : Virus Corona Penelitian Covid-19 Hilang
This article is automatically posted by WP-AutoPost Plugin
Source URL:http://www.jurnas.com/artikel/72217/Studi-Covid-19-Akan-Hilang-sebelum-Vaksin-Ditemukan/