Total 25 merek mobil yang ditinjau dalam studi tersebut, termasuk Ford, Toyota, Volkswagen, BMW, dan Tesla, mengumpulkan lebih banyak data pribadi dari yang diperlukan, ungkap laporan yang dirilis oleh Mozilla Foundation yang berbasis di California, Amerika Serikat (AS), pada Rabu (6/9) itu.
Di saat konsumen khawatir dengan pengumpulan data oleh aplikasi dan perangkat digital, “para produsen mobil diam-diam memasuki bisnis data dengan mengubah kendaraan mereka menjadi mesin pelahap data yang kuat,” ungkap organisasi nirlaba tersebut, yang terkenal dengan peramban web Firefox-nya.
Studi itu menunjukkan bahwa 84 persen dari 25 merek mobil yang ditinjau, yang seluruhnya berasal dari AS, Eropa, Jepang, dan Korea Selatan, menyebutkan bahwa mereka dapat membagikan data pribadi pengguna dengan penyedia layanan, broker data, dan bisnis lainnya, sementara 76 persen mengatakan mereka dapat menjual data pribadi tersebut.
Selain itu, 56 persen produsen mobil mengatakan dapat membagikan informasi tersebut kepada pemerintah atau lembaga penegak hukum jika diminta, bahkan tanpa perintah pengadilan.
Mobil-mobil tersebut dapat mengumpulkan lebih banyak lagi informasi tentang pengguna dari fungsi pihak ketiga, seperti radio satelit Sirius XM atau Google Maps, papar laporan itu.
“Perusahaan mobil memiliki lebih banyak peluang untuk mengumpulkan data dibandingkan produk dan aplikasi lain yang kita gunakan, bahkan lebih banyak daripada perangkat pintar di rumah kita atau ponsel yang kita bawa ke mana pun kita pergi,” ujar para peneliti dalam laporan itu.
Informasi yang dikumpulkan dari mobil dapat mencakup banyak hal, mulai dari nama, alamat, nomor telepon, dan alamat surel pengguna, hingga data yang bersifat lebih pribadi seperti foto, informasi kalender, dan bahkan detail tentang ras, informasi genetik, dan status imigrasi pengemudi.
Sementara itu, masih menurut studi itu, pengemudi hanya memiliki sedikit atau bahkan tidak memiliki kendali atas data pribadi yang dikumpulkan oleh kendaraan mereka..
Hanya dua dari 25 merek mobil yang mengatakan bahwa semua pengemudi memiliki hak untuk menghapus data pribadi mereka, tetapi kedua merek mobil itu hanya tersedia di Eropa, yang dilindungi oleh undang-undang privasi Regulasi Perlindungan Data Umum (General Data Protection Regulation/GDPR) yang kuat.
“Dengan kata lain, produsen mobil kerap melakukan apa pun yang dapat mereka lakukan secara legal dengan data pribadi Anda,” sebut laporan itu.
Pewarta: Xinhua
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2023
Credit: Source link