Beberapa pembuat mobil, termasuk Toyota Motor Corp. dan Nissan Motor Co. sudah menawarkan kendaraan otonom level-2 untuk digunakan di jalan bebas hambatan.
Namun, untuk mengembangkan kendaraan seperti itu di jalan biasa, menjadi tantangan karena kebutuhan untuk merespon skenario tak terduga seperti gerakan pejalan kaki dan menghindari kecelakaan.
Subaru berencana untuk mengembangkan sistem generasi berikutnya yang memanfaatkan Teknologi EyeSight Driver Assist dan kecerdasan buatan untuk mengenali jalur lalu lintas bahkan ketika garis putih di jalan tidak terlihat.
Teknologi level-2 memungkinkan pengemudi untuk melepaskan tangan mereka dari kemudi dalam kondisi tertentu, tetapi mereka diharuskan untuk memantau setiap saat.
Pada bulan Maret, Honda Motor Co. meluncurkan sedan Legend yang diperbarui di Jepang dengan teknologi otonom level-3 , menjadi kendaraan pertama di dunia di pasar yang memungkinkan pengemudi melakukan berbagai tugas seperti membaca dan menonton TV saat mobil dalam keadaan hidup di kondisi tertentu termasuk lalu lintas padat di jalan bebas hambatan.
Tetapi dalam keadaan darurat, pengemudi tetap perlu mengendalikan kendaraan sepenuhnya.
Teknologi mengemudi otonom diklasifikasikan ke dalam lima level, mulai dari level-1, yang memungkinkan kemudi, akselerasi, atau pengereman menjadi otomatis, hingga level-5 yang sepenuhnya otomatis.
Persaingan juga semakin ketat di antara pembuat mobil global dalam pengembangan kendaraan dengan teknologi self-driving level-4, yang dapat melakukan tugas mengemudi tanpa campur tangan manusia dalam area terbatas.
Baca juga: bZ4X, SUV listrik baterai kolaborasi Toyota-Subaru
Baca juga: Subaru cuma jual mobil listrik pada 2030
Baca juga: Toyota dan Subaru kerja sama bikin mobil listrik satu model
Pewarta: F017
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2021
Credit: Source link