JawaPos.com – Kasus Covid-19 di Indonesia melaju cepat hingga 20.574 kasus dalam sehari. Angka ini menjadi indikator bahwa tak bisa lagi menunggu waktu untuk melihat kebijakan Pembatasan Pemberlakuan Kegiatan Masyarakat (PPKM) berhasil atau tidak. Jika harus menunggu 2 pekan lagi untuk melihat efektivitas kebijakan PPKM mengatasi situasi ini, ahli menilai hal itu akan terlambat.
Hal itu diungkapkan Epidemiolog dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) Tri Yunis Miko Wahyono. Dia menegaskan melihat data surveilans kasus harus dievaluasi dengan sungguh-sungguh. Evaluasi kebijakan PPKM, kata dia, jika tak terbukti bisa dengan cepat menurunkan kasus, maka seharusnya jangan digunakan kembali.
“Kalau dari data surveilans ternyata kasus tetap tinggi ya menurut saya PPKM enggak berhasil, jangan dipertahankan. Itu surveilans tak bisa diakal-akalin. Jadi kalau sudah mendekati benar, maka ya harus lakukan sesuatu,” tegasnya kepada JawaPos.com, Kamis (24/6).
Baca juga: Prediksi Epidemiolog UI Terbukti, Covid-19 Tembus 20 Ribu dalam Sehari
Tri Yunis kembali mendesak agar opsi lockdown bisa segera diterapkan disesuaikan dengan distribusi kasus di tiap wilayah. Menurut Tri Yunis, kondisi saat ini sudah kritis dan tak bisa menunggu lagi.
“Sekarang ini pada titik kritis, semua keputusan harus cepat. Kalau terlambat lalu kita tunggu sebulan dua bulan kemudian, titik-titiknya sudah terlewati,” tukasnya. “Ini titik kritis, semua keputusan harus cepat,” tegasnya.
Tri Yunis mengancam jika pemerintah tak mengambil keputusan dengan cepat maka hanya tinggal tunggu waktu saja. “Kalau keputusan tak diambil cepat ya pemerintah yang menanggung. Dan rakyat akan menanggung akibatnya,” katanya.
Pada Kamis (24/6), kenaikan kasus Covid-19 harian bertambah 20.574 sehari. Angka ini menjadi rekor tertinggi sepanjang pandemi Covid-19 sejak Maret 2020. Total sudah 2.053.995 orang terinfeksi Covid-19 berdasarkan data Kementerian Kesehatan, Kamis (24/6).
Editor : Edy Pramana
Reporter : Marieska Harya Virdhani
Credit: Source link