JawaPos.com – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) secara resmi menyatakan kasus hepatitis akut yang awalnya ditemukan di Eropa dan AS sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB). Jumlah kasus terus bertambah dan meluas ke sejumlah negara di Asia Tenggara seperti Singapura dan Indonesia.
Hingga kini penyebab penyakit itu belum diketahui secara pasti.
Tercatat lebih dari 170 kasus dilaporkan oleh lebih dari 12 negara. WHO pertama kali menerima laporan pada 5 April 2022 dari Inggris Raya mengenai 10 kasus Hepatitis Akut yang Tidak Diketahui Etiologinya (Acute Hepatitis of Unknown Aetiology ) pada anak-anak usia 11 bulan-5 tahun pada periode Januari hingga Maret 2022 di Skotlandia Tengah.
“Penyebab dari penyakit tersebut masih belum diketahui,” kata Juru Bicara Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi kepada wartawan, Minggu (1/5).
Di Indonesia, dalam rentang waktu dua pekan hingga 30 April 2022, sebanyak 3 anak meninggal dunia di RSUPN Dr. Ciptomangunkusumo. Ketiga pasien ini rujukan dari RS di Jakarta Timur dan Jakarta Barat.
Lalu, mengapa disebut misterius?
Hal itu karena gejala yang dialami mirip seperti penyakut hepatitis pada umumnya. Namun dalam pemeriksaan laboratorium terhadap virus hepatitis tipe A, B, C, D dan E, tidak ditemukan sebagai penyebab dari penyakit tersebut.
Dugaan sementara penyakit itu dipicu oleh Adenovirus dan terdeteksi pada 74 kasus di luar negeri yang setelah dilakukan tes molekuler. Kasus itu teridentifikasi sebagai F type 41. SARS-CoV-2 ditemukan pada 20 kasus, sedangkan 19 kasus terdeteksi adanya ko-infeksi atau gabungan SARS-CoV-2 dan adenovirus.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menerima laporan kasus di Inggris, Irlandia, Israel, AS, Prancis, Denmark, Belgia, Rumania, Spanyol, Italia, Norwegia, Belanda, Jepang, dan sekarang Singapura. Kanada juga sedang menyelidiki sejumlah kasus untuk melihat apakah mereka terkait dengan wabah yang sedang berlangsung.
Anak-anak yang terkena hepatitis berkisar dari usia 1 bulan hingga 16 tahun. Badan Keamanan Kesehatan Inggris telah mengidentifikasi 34 kasus hepatitis yang dikonfirmasi pada anak-anak di bawah 10 tahun sejak Senin, sehingga jumlah total negara itu menjadi 145.
“Tentunya kami lakukan penguatan surveilans melalui lintas program dan lintas sektor, agar dapat segera dilakukan tindakan apabila ditemukan kasus sindrom jaundice (penyakit kuning) akut maupun yang memiliki ciri-ciri seperti gejala hepatitis” kata Nadia.
Editor : Banu Adikara
Reporter : Marieska Harya Virdhani
Credit: Source link