Presiden Joko Widodo bersama para kiai NU di Istana Negara.
Gara-gara kebijakan full day school (FDS) atau sekolah lima hari dalam sepekan, Ketua Lembaga Zakat, Infaq, dan Shadaqah Nahdlatul Ulama (LAZISNU) Syamsul Huda geram. Kebijakan ini dinilai jelas-jelas merugikan madrasah diniyah dan pesantren.
Meski PBNU secara resmi menolak dan diikuti dengan aksi penolakan di berbagai daerah, namun kebijakan ini belum diubah. Karena itu, dalam laman facebooknya (Masyamsul Huda), ia menulis surat terbuka untuk putra Presiden Joko Widodo, Kaesang Pangarep.
Berikut tulisan lengkapnya:
Assalamualaikum Wr. Wb.
Mas Kaesang yang baik,
Terpaksa kami nulis surat terbuka buat sampeyan, ini karena kami diseluruh jajaran Nahdlatul Ulama dari ranting hingga PBNU sudah putus asa nunggu dan ndengerin janji Bapakmu yang sekarang menjabat Presiden Republik Indonesia.
Kami saat ini sedang mengalami keresahan tingkat tinggi, karena soal pemaksaan full day school yang dibuat dan direncanakan oleh pembantu Bapakmu yang Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Program itu dampaknya akan sangat berat buat kami, karena akan mematikan Madrasah Diniyah di kampung-kampung kami.
Perlu Mas Kaesang ketahui, para pimpinan kami sudah kesal sekali. Bahkan sudah terbersit niat untuk tidak mendukung apalagi memilih Bapakmu pada Pilpres 2019.
Berbagai upaya sudah ditempuh oleh pemimpin kami;
Setidaknya Kyai Said sudah dua kali bertemu dengan Bapakmu di Istana, dan Bapakmu berjanji.
“Nggih Pak Kyai, usulan NU akan selalu kami perhatikan. Wong saya tahu, hanya NU yang selalu memback up saya lahir bathin. Ketika demo 411 dan 212, hanya NU yang pasang badan. Bukan yang lain. Jadi, Pak Kyai sabar, nanti permendikbud akan saya ganti dengan Perpres, gampang kan….!.”
Demikian juga Kyai Ma`ruf Amin pun mendatangi Bapakmu ke Istana. Bahkan setelah itu diminta menjelaskan kepada warga Nahdliyin bahwa Presiden merespon dan akan menindak lanjuti aspirasi warga NU soal FDS ini dengan mencabut Permendikbud, mengganti dengan Perpres. Nyatanya…?????
Mas Kaesang yang baik,
Mungkin sampeyan pernah merhatikan foto Bapakmu yang sedang menyopiri para Kyai yang hendak hadir ke acara dzikir di Istana kemaren?.
Lihatlah, betapa Bapakmu demikian senang ekpresinya kala itu. Karena dengan foto itu, Bapakmu langsung mengjungkirkan stigma, tuduhan bahwa Bapakmu seringkali mengkriminalisasi para ulama.
Foto itu otomatis menghapus tuduhan itu. Kalau dinilai, sangatlah luar biasa nilainya pembelaan guru-guru kami kepada Bapakmu.
Dan Mas Kaesang perlu tahu, bahwa yang hadir di acara dzikir itu Kyai-Kyai yang datang dari berbagai daerah. Mereka datang tanpa pamrih, bukan berharap amplop atau hibah tanah yang seperti dijanjikan Bapakmu diberbagai pertemuan dengan para alim ulama di pesantren-pesantren.
Para Kyai itu tulus ikhlas, Mas. Ingin Bapak Presiden bisa selamat hingga akhir periode. Syukur-syukur bisa dua periode.
Mas Kaesang yang baik,
Perlu kami sampaikan melalui surat terbuka ini. Bahwa karena NU terlalu setia, terlalu sayang sama Presiden. Konsekwensinya, NU selalu dicurigai dan diterpa isu jahat dari para oposan Bapakmu.
Tuduhan negatif itu juga berimbas kedalam tubuh NU juga, loh. Pengurus Besar Nahdlatul Ulama dibully berbagai tuduhan, termasuk menerima dana 1,5T dari Pemerintah, padahal skema pinjaman. Yang sebelumnya Muhamadiyah juga menerima, tetapi tidak diramaikan seperti NU.
Tuduhan itu sangat keji, bahkan ditimpakan pada Kyai Said Aqil Siradj. Tiada hari tanpa caci maki bagi kami. Mereka selalu merusak nama baik NU dan Kyai Said.
Bahkan gara-gara dzikir di Istana kemaren, telah menjadikan friksi di internal PBNU. Para penggagas dan pelaksana dzikir mendapat tuduhan yang macam-macam. Dan tentu para pihak yang tidak suka sama NU juga ikut ngompori dan menuduh,”terang aja NU bela Presiden, wong amplopnya gede-gede. Dapat konsesi jabatan pula.”
“Coba kalau kamu jadi kita, sakit kan dituduh macam begitu….!.”
Mas Kaesang,
Demikianlah hari-hari kami, selalu dituduh dan dicurigai menerima sesuatu dari Bapakmu. Padahal masih kosong plong….Le.
Kami baru dijanji-janjiin saja sama Bapakmu, termasuk soal solusi FDS ini.
Maka dari itu, tolong sampaikan kepada Bapakmu. Barangkali Bapakmu sangat sibuk ngurus rencana resufle kabinet yang akan datang, sehingga tidak sempat baca twitter, fb, koran dan televisi.
Kami yakin Bapakmu pasti sibuk, sebab biasanya sangat risih membaca bila ada masalah yang menjadi trending topik. “Mosok wis dadi puncak trending topik sejak semalaman sampai hari ini, juga para Kyai dan santrinya sudah demo memenuhi jalanan. Tapi kok Bapakmu belum bereaksi juga. Jal iki piye to, Le. Kok gak kayak biasanya???.”
Mas Kaesang,
Kami melalui surat terbuka ini, benar-benar meminta perhatian kepada Bapakmu. Jangan abaikan kemarahan Kyai-Kyai NU, akibatnya sangat fatal loh.
Warga NU ini selalu tawadhu kepada para pemimpinnya, dijamin NU tidak akan pernah khianati Bapakmu.
Tapi bila memang kondisi FDS ini berdampak pada gejolak masyarakat NU di grassroots, mohon jangan menyalahkan kami. Tetapi itu semata kesalahan Bapakmu yang tidak pernah menggubris nasehat para Kyai kami.
Demikian surat terbuka ini kami, tolong sekali sampaikan sama Bapakmu. Ajaklah Bapakmu jalan-jalan ke Barber shop di jalan Salak seperti biasa.
Barangkali setelah dicukur dan di massage kepala Bapakmu jadi enteng, trus sambil jalan kamu bisiki agar Bapakmu mampu memberi keputusan yang bijaksana dan menggembirakan buat warga NU di seluruh Indonesia.
Kami juga tidak lupa, nitip salam buat Bunda Iriana semoga selalu sehat. Juga salam buat eyang putri yang kabarnya lagi sakit di Solo. Salam takdzim dari kami, semoga eyang putri segera sembuh dan terus bisa jadi jimat Bapakmu.
Wallahul muwafiq ila aqwamith thariq. Wassalamu`alaykum wr wb.
Syamsul Huda.
Ketua Lembaga Zakat PBNU
TAGS : FDS Jokowi Kaesang Lazinu
This article is automatically posted by WP-AutoPost Plugin
Source URL:http://www.jurnas.com/artikel/20002/Surat-Terbuka-untuk-Kaesang-Pangarep-soal-Full-Day-School/