Wakil Ketua DPR, Fahri Hamzah
Jakarta – Tahun baru 2018, Indonesia memasuki tahun politik. Untuk itu, Presiden Jokowi tidak bisa lagi melarang menghentikan keributan jelang konstestasi Pemilu 2019.
Demikian disampaikan Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah, melalui pesan singkatnya, Jakarta, Selasa (2/1). Menurutnya, tahun 2018 adalah tahun politik. Artinya, suka atau tidak, tahun 2018 akan penuh dengan dinamika politik.
“Presiden dan kita semua tidak bisa lagi bicara hentikan keributan, tahun 2018 adalah tahun ribut, suka atau tidak. Semua negara demokrasi yang ada proses pemilu luber jujur dan adil (jurdil). Karena dalam demokrasi, semua suksesi itu terjadwal, kompetisi terjadwal,” kata Fahri.
Karenanya, Fahri menyarankan agar pertarungan ini lebih baik difasilitasi dan menjadi kegembiraan daripada disumbat dan meledak. Dalam demokrasi, semua pihak harus percaya kedewasaan rakyat.
“Jadi kalau nanti banyak yang kritik pemerintah ya terimalah. Itu konsekwensi berkuasa, jangan khawatir,” tegasnya.
Kata Fahri, ada banyak orang yang akan turun ke gelanggang melakukan kritik kepada pemerintah. Sebab, semua pihak ingin jadi pemain dan akan ambil bagian.
“Saya perlu sampaikan ini agar tim penguasa petahana mempersiapkan diri. Apalagi tahun 2018 akan ada Pilkada serempak maka ia tak hanya akan jadi perantara kepada pertarungan politik 2019, tapi merupakan pertarungan itu sendiri. Siapkan pertahanan yang baik,” terangnya.
TAGS : Tahun 2018 Tahun Politik Pilpres 2019
This article is automatically posted by WP-AutoPost Plugin
Source URL:http://www.jurnas.com/artikel/27203/Tahun-2018-Tahun-Ribut/