JawaPos.com – Neraca perdagangan Indonesia pada Maret 2022 mengalami surplus sebesar USD 4,53 miliar sejak Mei 2020. Surplus ini disumbangkan dari nilai ekspor sebesar USD 26,5 miliar dan impor dengan angka USD 21,97 miliar.
Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (Core) Indonesia Mohamad Faisal menyampaikan bahwa kinerja ekspor dan impor akan menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi sepanjang tahun ini. Apalagi, harga komoditas juga tengah meningkat.
“Dorongannya karena ekspor yang dipengaruhi oleh komoditas, di mana harga komoditas tinggi. Perbandingan ekspor pertambangan itu luar biasa dibanding industri maupun pertanian,” ucapnya secara daring, Selasa (19/4).
Impor juga akan mengalami peningkatan signifikan, sejalan pemulihan ekonomi domestik yang sudah sehat. Pasalnya, impor bahan baku atau penolong lebih banyak dibanding barang konsumsi.
“Walau kita juga mesti melihat juga pertumbuhan impor migas itu lebih tinggi dbanding non migas. Jadi dorongan impor ini selain karena volume juga ada faktor harga, karena memang harga minyak memang naik. ini mempengaruhi impor barang penolong dan konsumsi,” tutur dia.
Secara umum, menurutnya surplus akan tetap besar. Meskipun begitu, diperkirakan pada semester dua surplus hanya akan naik tipis, mengingat harga komoditas menurun.
“Kita sudah melihat harga-harga komoditas sudah mulai menurun, tidak terus meningkat. Itu efeknya pada ekspor akan melambat pertumbuhannya, dan di semester II surplus kita prediksi menyempit,” tutup Faisal.
Credit: Source link