JawaPos.com – Perusahaan konstruksi milik BUMN PT PP (Persero) Tbk (PT PP) membidik perolehan kontrak baru sebesar Rp 31 triliun di tahun 2022 ini. Angka tersebut tumbuh sekitar 45 persen dari pencapaian di tahun sebelumnya.
Tahun ini, perseroan akan fokus untuk menggarap proyek- proyek pareto milik Pemerintah dan BUMN.
Corporate Secreatry PT PP Yuyus Juarsa mengatakan, perolehan kontrak baru tersebut ditargetkan berasal dari sektor gedung senilai 34,56 persen, jalan dan jembatan sebesar 30,95 persen, industri sebesar 11,29 persen, minyak dan gas sebesar 7,9 persen, bendungan sebesar 5,48 persen, irigasi 3,87 persen, pelabuhan sebesar 2,1 persen, power plant sebesar 2,07 persen, dan airport sebesar 1,77 persen.
“Dengan target perolehan kontrak baru tersebut, PT PP optimistis dapat mencapai laba sesuai dengan yang telah ditargetkan. Target perolehan kontrak baru PT PP di tahun 2022 sebesar Rp 31 triliun,” kata Yuyus dalam keterangannya kepada JawaPos.com, Jumat (14/1).
Adapun total segmentasi pemasaran PT PP untuk proyek milik Pemerintah, BUMN, dan Kerjasama BUMN mencapai 92 persen. PT PP telah menyusun berbagai strategi dan kebijakan untuk mencapai target-target yang telah di tetapkan di tahun 2022 ini.
Selain itu, strategi yang disusun untuk jangka pendek, jangka menengah, maupun jangka panjang tersebut dilakukan untuk menjaga keberlangsungan usaha dan meningkatkan pertumbuhan kinerja keuangan berkelanjutan.
“PT PP memiliki opportunity kontrak baru konstruksi dari adanya investasi di Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang yang dimiliki oleh perusahaan. Adapun opportunity tersebut berasal dari pekerjaan proyek infrastruktur maupun pembangunan pabrik di kawasan tersebut,” tuturnya.
Melalui investasi di KIT Batang, Ia menyebut, tahun lalu perusahaan memperoleh beberapa kontrak baru dari pengembangan kawasan tersebut, antara lain proyek pematangan lahan senilai Rp 300 miliar, proyek pembangunan jalan kawsan senilai Rp 350 miliar, proyek pembangunan IPAL sebesar Rp 250 miliar, pembangunan rumah susun pekerja senilai Rp 150 miliar, dan pembangunan pabrik milik KCC Glass sebesar Rp 900 miliar.
“Tidak hanya berhenti sampai di situ. Di tahun ini dan tahun mendatang, PT PP masih memiliki berbagai kesempatan untuk menggarap sejumlah proyek konstruksi lainnya di KIT Batang, seperti pematangan lahan seluas 2.650 ha, pembangunan pengelola dan sarana ibadah, pembangunan pabrik siap pakai, dryport, seaport, jetty, dan pembangunan infrastruktur serta utilitas lainnya,” ungkapnya.
Di tengah pemulihan ekonomi yang dialami oleh semua negara akibat pandemi Covid-19, kata dia, Indonesia dipercaya menjadi Presidensi untuk kegiatan G20 di tahun 2022 ini. Hal tersebut merupakan kepercayaan yang diberikan kepada Indonesia terhadap kemampuan diri dalam memulihkan diri dari pandemi.
Kepercayaan yang diberikan tersebut tentunya akan mempengaruhi persepsi para ekonomi di tingkat international.
Selain itu, adanya wacana pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) juga mendorong perusahaan untuk ikut serta dalam pembangunan gedung-gedung dan perumahan di wilayah tersebut. Makro ekonomi Indonesia pada tahun 2022 diproyeksikan bertumbuh dimana pemulihan ekonomi Indonesia akibat dampak pandemi Covid-19 telah berlangsung secara bertahap sejak tahun 2021 lalu.
Menurutnya, lebarnya proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun depan didorong oleh pemulihan kinerja ekonomi yang mulai membaik dimana pemulihan ekonomi tersebut dipengaruhi oleh adanya pogram Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang digulirkan oleh Pemerintah. Selain itu, upaya Pemerintah dalam pengendalian Covid-19 di bidang kesehatan termasuk masifnya pelaksanaan vaksinasi diberbagai daerah dimana perlahan telah mendorong peningkatan mobilitas masyarakat.
“Meskipun tahun lalu dipenuhi oleh tantangan, hasil kerja keras perusahaan mampu membukukan kontrak baru senilai Rp 21 triliun. Masifnya program pelaksanaan vaksin Covid-19 di Indonesia diharapkan dapat menjadi awal yang baik untuk perkembangan dan pembangunan Indonesia,” pungkasnya.
Editor : Banu Adikara
Reporter : Romys Binekasri
Credit: Source link