Dosen Filsafat Islam STFI Sadra Basrier Hamdani (Foto: Facebook)
Jakarta – Frase ‘fiksi’ dalam pernyataan Rocky Gerung (RG) soal kitab suci sulit diterima. Dosen filsafat Islam di Sekolah Tinggi Filsafat Islam (STFI) Sadra, Basrier Hamdani, MA menyebut kitab suci sebagai pengetahuan Tuhan bukan fiksi.
“Fiksi merupakan bentuk kreasi pikiran manusia, dengan menggunakan daya imajinasi yang tidak ada objeknya secara langsung di realitas faktual,” jelas Basrir kepada Jurnas.com, pada Minggu (15/4) di Jakarta.
Basris menjelaskan, baik dalam disiplin ilmu teologi maupun filsafat, istilah imajinasi atau fiksi tidak dikenal dalam kaitannya dengan pengetahuan Tuhan. Sebab pengetahuan Tuhan merupakan ciptaan-Nya, maka hal itu tetap menjadi realitas dan bukan fiksi.
Pada dasarnya, realitas terbagi menjadi dua. Yaitu materi (fisik) dan immateri (non-fisik). Materi merupakan realitas yang bisa diindera dan faktual, sementara immateri adalah realitas yang tidak dapat dilihat dan diraba, namun bisa dirasakan dan diyakini, contohnya jiwa, ide, malaikat, dan kebahagiaan.
“Di dalam kitab suci Tuhan tidak sedang bicara sesuatu yang tidak ada atau pun kebohongan. Tapi sebaliknya, realitas, baik itu materi maupun immateri,” terangnya.
Basrir menambahkan, pernyataan RG soal kitab suci sebagai kitab fiksi, hanya dari sudut pandang sains positif, yang telah mereduksi makna realitas hanya pada objek-objek faktual.
“Sehingga hal-hal yang tidak ada objek faktualnya, baik langsung maupun tidak langsung yang diceritakan oleh kitab suci, maka dianggap fiksi. Seperti surga, neraka, hari kiamat, dan lain-lain,” katanya.
TAGS : Rocky Gerung Kitab Suci Fiksi Filsafat
This article is automatically posted by WP-AutoPost Plugin
Source URL:http://www.jurnas.com/artikel/32464/Tak-Ada-Kata-Fiksi-untuk-Pengetahuan-Tuhan/