MANGUPURA, BALIPOST.com – Lulusan perguruan tinggi disebut sulit memperoleh pekerjaan karena ilmu yang didapat tak sesuai kebutuhan dunia kerja. Hal ini disampaikan Praktisi Digital Platform Edukasi, Ray Pulungan, Kamis (2/11) di Nusa Dua, Badung.
Ia mengaku mengamati sejak 2 – 3 tahun belakangan ini, Indonesia hanya fokus pada suplai dalam membangun sumber daya manusia dan ketenagakerjaan. Sehingga tidak akan menyelesaikan masalah ketenagakerjaan yang ada di Indonesia.
Dikatakannya, lulusan dari institusi pendidikan di Indonesia sulit mendapat pekerjaan. Seperti Angkatan kerja yang berusia 18-30 tahun, tingkat pengangguran di atas 20%.
Menurutnya angka tersebut cukup tinggi, di atas rata- rata nasional. Maka dari itu ia ingin membangun ekosistem ketenagakerjaan yang link and match dengan industri. “Kami hadir menyelesaikan masalah ini untuk membangun B to B, kami sudah tahu kebutuhan di dalamnya, untuk mendapatkan pekerjaan, keterampilan apa saja yang dibutuhkan, pengalaman kerja apa saja yang dibutuhkan, dan kami juga hadir dari sisi supplai membantu mitra universitas, politeknik dan ke depannya mensinergikan keduanya,” ujar CEO Platform Pintar ini usai menjadi pembicara mewakili Digital Platform Prakerja dalam Edtech Asia Summit 2023.
Ia melihat pemain-pemain tradisional atau perguruan tinggi, tingkat penyerapan lulusannya tidak ideal. “Sehingga agak susah bergerak cepat untuk melakukan inovasi. Hal itu memberi peluang kepada kami untuk masuk dan kami juga punya kedekatan dengan industri untuk memberikan program yang diminati dan sesuai kebutuhan industri, kami tidak menggantikan tapi menjadi suplemen bagi pendidikan formal,” ungkapnya.
Selama 3,5 tahun menjalankan program prakerja, peran digital platform di ekosistem prakerja lewat 4 program utama yaitu, pendidikan formal yang menyediakan diploma vokasi melalui mitra SMK. Selain itu menyediakan lulusan D3 dan D4 melalui mitra politeknik, dan S1 dengan mitra universitas.
Program kursus berbasis kompetensi mulai dari vokasi atau keterampilan yang dibutuhkan industri juga diberikan serta pembelajaran sepanjang hayat dengan pengembangan softskill. Tidak hanya perencanaan peningkatan kapasitas calon pekerja tapi juga bagi yang sudah bekerja juga perlu peningkatan diri, termasuk peningkatan supplier serta pemberdayaan komunitas yang ada di wilayah perusahaan itu berada.
“Tahun ini dan tahun depan, kami akan kembangkan pintar kerja, bisnis untuk penempatan kerja dan membuka akses UMKM untuk ekspor dan penetrasi pasar baru,” jelasnya.
Saat ini, lebih dari 2 juta pengguna digital platform miliknya lebih banyak terkonsentrasi di Pulau Jawa dan Bali. Ke depan pihaknya akan mengembangkan jangkauan hingga Indonesia timur agar semua sumber daya manusia mendapatkan kesempatan yang sama dalam industri atau dunia kerja. (Citta Maya/balipost)
Credit: Source link