JawaPos.com – Pertumbuhan ekonomi pada triwulan I-2022 mencapai 5,01 persen secara year on year (yoy). Angka ini lebih baik ketimbang Tiongkok 4,8 persen, Singapura 3,4 persen, Korea Selatan 3,07 persen, Amerika Serikat 4,29 persen, dan Jerman 4,0 persen.
“Hasil dari 2 tahun penanganan covid, kita tumbuh 5,01 persen secara yoy, ini lebih tinggi ketimbang Tiongkok, AS, kita dibawah Vietnam tipis, ini sudah kita pertahankan pada kuartal keempat (2021),” jelas Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam webinar Green Economy Indonesia Summit 2022: The Future Economy of Indonesia, Rabu (11/5).
Pada kuartal kedua pun diperkirakan pertumbuhan ekonomi akan berada di kisaran angka 3,5 sampai 4 persen. Hal ini dipicu dengan adanya peningkatan mobilitas dan daya beli selama Ramadan serta mudik lebaran 2022.
“Motor penggerak kita tidak lagi dari belanja pemerintah, tapi ekspor impor serta investasi dari masyarakat. PMI (purchase manager index) juga positif, jadi sektor produksi itu terus melakukan ekspansi,” seru dia.
Menurutnya, salah satu tantangan kedepan yang harus menjadi perhatikan adalah net zero emission secara global yang disepakati oleh 196 negara dengan bentuk Paris Agreement. Sebab jika tidak, maka produk domestik bruto (PDB) global akan turun hingga 10 persen.
“Kalau tidak tercapai PDB akan turun 10 persen di mana ASEAN adalah region yang berisiko tinggi, climate economics index Indonesia adalah yang sangat rentan, apalagi masuk musim kemarau, risiko kebakaran hutan mengintip dan perlu diwaspadai,” ujar Airlangga.
Editor : Nurul Adriyana Salbiah
Reporter : Saifan Zaking
Credit: Source link