JAKARTA, KRJOGJA.com – Tingkat inklusi keuangan nasional saat ini sudah berada di level 76,2 persen atau sudah berada di atas target tahun 2019 yang ditetapkan sebesar 75 persen. Namun, tingkat inklusi keuangan belum merata, sebab akses keuangan di wilayah perkotaan 83,6 persen masih lebih tinggi daripada di wilayah pedesaan yang mencapai 68,5 persen. Sementara itu, target 2024 target inklusi keuangan harus mencapai 90 persen.
“Tingkat inklusi keuangan nasional saat ini sudah berada di level 76,2 persen atau sudah berada di atas target tahun 2019 yang ditetapkan sebesar 75 persen. Namun, tingkat inklusi keuangan belum merata, sebab akses keuangan di wilayah perkotaan 83,6 persen masih lebih tinggi daripada di wilayah pedesaan yang mencapai 68,5 persen . Sementara itu, target 2024 target inklusi keuangan harus mencapai 90 persen.,” kata Anggota Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan ( OJK) Tirta Segara pada acara Pembukaan Bulan Inklusi Keuangan 2020” dengan tema “Satukan Aksi Keuangan Inklusif untuk Indonesia Maju (AKSESSKU) secara virtual, di Jakarta, (5/10).
Dikatakan, ada tiga alasan utama mengapa inklusi keuangan menjadi krusial dalam pencapaian tujuan makroekonomi dan sekaligus menjawab tantangan yang ada saat ini, yakni pertama inklusi keuangan diyakini sejalan dan berkorelasi positif dengan pertumbuhan ekonomi dan meluasnya akses keuangan dapat mengurangi ketimpangan kesejahteraan masyarakat.
Credit: Source link