Tasya Kamila Rajin Pilah Sampah Organik dan Anorganik dari Rumah

JawaPos.com – Peduli lingkungan membutuhkan kesadaran setiap individu. Anak muda diminta menjadi agen perubahan paling terdepan. Salah satunya mantan penyanyi cilik dan selebriti Tasya Kamila yang sudah didapuk sebagai Duta Lingkungan Hidup sejak 2005, semenjak dirinya duduk di bangku SMA.

Berbicara sebagai narasumber dalam Webinar bersama PT Hero Supermarket, Tbk (HERO Group), Nutrifood dan Garnier, Tasya ikut berkolaborasi untuk membantu dalam mengurangi jumlah sampah kemasan melalui program Dropbox Sampah Kemasan. Dirinya mengakui bahwa anak muda selain mendorong perekonomian bangsa, tetapi juga menjadi orang-orang yang konsumtif. Risikonya, sampah tak terkendali.

“Balik lagi nih kita jarus kurangi sampah. Karena dunia ini planet ini kita lho yang akan jalankan. Kita tentu ingin wariskan bumi kita ke anak cucu kita,” tegasnya, Selasa (22/9).

Tasya memberikan saran yang pertama caranya dengan mengelola sampah. Selain melakukan 3R yakni Reuse, Reduce, dan Recycle, ternyata Tasya juga rajin memilah sampah dari rumah. Dia menggunakan tabunh komposter untuk memilah sampah organik.

“Sebenarnya simple banget sih. Dengan drop box kemasan lebih ramah limgkunhan. Pronsipnya pasti 3R, ayo kurangin dulu sampah kita. Jangan sampai jadi orang yang terlalu mubazir. Karena kalau mubazir, ujung-ujungnya jadi sampah ya kan,” jelasnya.

Berdasar itu, Tasya menyarankan agar memilih makanan atau minuman dengan kemasan yang lebih sedikit plastiknya Hindari penggunaan plastik sekali pakai.

“Gunakan produk yang bisa digunakan ulang. Sedotan, tumbler, tempat makan. Lalu kalau mau daur ulang jika enggak kreatif banget ya gunakan saja drop box sampah untuk didaur ulang,” tutur ibunda Arrasya itu

Maka kuncinya dirinya memilah dulu sampah organik dan anorganik. Organik bisa ditaruh di tabung komposter (seperti sisa makanan, kulit buah, sayuran untuk bisa dijadikan kompos). Sampah plastik bisa disalurkan ke dropbox kemasan sehingga bisa didaur ulang.

“Saya pun sempat bingung buang sampah anorganik gimana ya. Enggak ada bank sampah di lingkungan rumah. Nah dropbox bisa jadi solusi. Kemudian sampah organiknya bisa dijadikan kompos untuk yang lagi suka tanama. hidroponik untuk menghilangkan jejak karbon kita,” paparnya.

Narasumber lainnya, Head of Communication and Government Relations, Hero Supermarket, Diky Risbianto setuju dengan Tasya. Dia mengakui industri retail ikut bertanggung jawab guna menciptakan kualitas lingkungan dan kesehatan yang lebih baik serta mendorong pendidikan masyarakat atas pengelolaan sampah. Salah satunya dengan mengurangi penggunaan sampah plastik dan kantong plastik.

“Menyadari penuh tanggung jawab kami terhadap sampah-sampah yang dihasilkan oleh produk yang dijual di gerai kami. Dengan Dropbox Sampah Kemasan akan meningkatkan penyerapan sampah kemasan untuk kemudian dapat didaur ulang. Bisa ikut mengurangi jumlah sampah ke TPA dengan mendaur ulang sampah kemasan,” tegas Diky.

Berdasarkan data Sustainable Waste Indonesia tahun 2018, Indonesia diperkirakan menghasilkan 64 juta ton sampah per tahun. Besarnya jumlah sampah tersebut bersumber dari rumah tangga (48 persen), pasar tradisional (24 persen), kawasan komersial (9 persen) dan sisanya dari fasilitas publik. Dari jumlah sampah tersebut, hanya 7 persen yang berhasil didaur ulang, sedangkan 69 persen berakhir di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) dan 24 persen dibuang tanpa ijin.

Saksikan video menarik berikut ini:

Editor : Edy Pramana

Reporter : Marieska Harya Virdhani


Credit: Source link