Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran (NSC) Ali Shamkhani. (Foto: IRNA)
Teheran, Jurnas.com – Sekretaris Dewan Tertinggi Keamanan Nasional Iran (SNSC), Ali Shamkhani, mengatakan, Negeri Para Mullah mengetahui bahwa tekanan maksimum Donald Trump terhadap Iran belum terwujud.
“Berjalan saja di jalan-jalan Teheran dan lihat betapa energiknya orang-orang kami dan Anda akan menyadari bahwa apa yang AS coba capai belum terwujud,” katanya dalam sebuah wawancara dengan ABC News di Teheran, Senin (19/8).
Ia lebih lanjut meragukan gagasan Presiden Trump yang ingin melakukan negosiasi dengan Teheran.
“Kampanye sanksi bukan untuk negosiasi, itu untuk membuat kita menyerah. Selama pendekatan ini digunakan AS, Iran tidak akan pernah ingin melakukan negosiasi,” tambahnya.
Lebih dari itu, Shamkhani masih meragukan komitmen AS, seperti saat Trump sesuka hati keluar dari perjanjian nuklir Iran, yang dikenal sebagai Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA).
“Kami memiliki negosiasi yang berhasil membentuk JCPOA. Kenapa AS meninggalkannya?” Tanyanya.
Di tempat yang sama, Shamkhani juga mengecam kebijakan Washington yang mendukung Israel dan melawan Palestina, seperti yang terlihat pada pengakuan AS atas Yerusalem al-Quds sebagai ibu kota Israel.
“Saya percaya bahwa orang berusaha penghancuran Palestina adalah negara yang tidak melihat kenyataan di lapangan. Mereka mendeklarasikan al Quds, atau Yerusalem, sebagai ibu kota Israel. Mereka mengejar proyek `Deal of the Century`,” tegas Shamkhani.
TAGS : Amerika Serikat Iran Kesepakatan Nuklir
This article is automatically posted by WP-AutoPost Plugin
Source URL:http://www.jurnas.com/artikel/57893/Tekanan-Maksimum-AS-di-Iran-Belum/