DENPASAR, BALIPOST.com – Komunitas Women Cyclist Club (WCC) tiba di Denpasar, Sabtu (14/11), setelah melakukan tour ride dengan sepeda dari Jakarta. Mereka bersepeda menempuh jarak 1000 kilometer sejak 1 November.
Sebelum tiba di Denpasar, WCC sempat singgah di Bandung, Cirebon, Pekalongan, Semarang, Surabaya, Tuban, Probolinggo, dan Gilimanuk. “Tantangan selama perjalanan lebih ke panasnya. Kalau yang lain-lain seperti mental, fisik, kita sudah latihan semua,” ujar Ketua WCC Bali, Trilara Prasetya Lina saat memberikan keterangan pers.
Menurut Trilara, persiapan sebelum memulai tour ride dari Jakarta ke Bali memang tidak seperti persiapan para atlet. Mengingat, anggota WCC yang ikut dalam tour ride adalah ibu-ibu rumah tangga.
Namun, selama ini mereka rutin bersepeda sebagai gaya hidup. “Kita rata-rata seminggu tiga kali latihan sepeda sendiri-sendiri atau bersama dengan range antara 65 km sampai 75 km,” ungkapnya.
Selama perjalanan, lanjut Trilara, WCC mengkampanyekan bahwa Bali masih menjadi tempat yang sangat layak dan sangat indah untuk didatangi. Protokol kesehatan diterapkan dengan baik, sehingga ketakutan untuk datang ke Bali lantaran pandemi COVID-19 harus dieliminir.
“Itu saya kampanyekan sebagai bentuk dari dukungan kami kepada pariwisata di Bali. Kebanyakan WCC regional menunggu info dari kami bagaimana situasi di Bali,” jelasnya.
Trilara menambahkan, bersepeda di masa pandemi COVID-19 harus mengikuti protokol kesehatan. Diantaranya, menghindari kerumunan, memakai masker, dan mencuci tangan setelah selesai bersepeda.
“Kita menyiapkan hand sanitizer setiap saat dan kalau bisa kita tidak terlalu mengunjungi tempat-tempat yang memang kita tidak yakin situasinya,” terangnya.
Ketua PB ISSI Raja Sapta Oktohari memberi apresiasi sekaligus mendukung penuh kegiatan WCC, yang dalam perjalanannya dari Jakarta didukung oleh banyak komunitas. Selain mengkampanyekan “Bali Pulih”, juga untuk membangkitkan kembali semangat bersepeda di kalangan masyarakat.
“Pasca Covid-19, itu akan banyak sekali orang yang mencari ruang terbuka hijau. Paling gampang adalah (dengan) bersepeda,” ujarnya. (Rindra Devita/balipost)
Credit: Source link