JawaPos.com – Wakil Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi Budi Arie Setiadi melaksanakan kunjungan kerja ke Banyuwangi pada Kamis (31/3/2022). Salah satunya adalah mengikuti program Bupati Ngantor di Desa (“Bunga Desa”) yang dilakukan oleh Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani di Desa Jajag, Kecamatan Gambiran. Program “Bunga Desa” telah dilakukan Bupati Ipuk sejak awal menjabat pada 2021.
Wamendes Budi Arie mengapresiasi program “Bunga Desa” yang menurut dia cukup efektif untuk dekat dengan rakyat sekaligus menyelesaikan permasalah yang ada. “Ini bagus. Sebagai upaya pemimpin untuk dekat dengan rakyat. Langsung mengetahui persoalan yang ada. Belanja masalah dan langsung menyelesaikannya,” ungkap Budi.
Budi Arie berharap dengan segala inovasi kebijakan yang dilakukan dapat menjadikan Banyuwangi semakin maju. “Capaian yang diperoleh Banyuwangi dengan segala inovasinya ini menjadi yang tertinggi, baik di Jawa Timur atau di nasional. Ini bisa menjadi inspirasi untuk desa-desa lainnya di Indonesia,” terang Budi.
“Bunga Desa” di Jajag ini merupakan kali ke-17 dihelat. Setelah sempat libur ketika gelombang kedua Covid-19 memuncak. “Bunga Desa ini sebagai upaya gotong royong pemkab bersama pemerintahan desa untuk jemput bola layanan dan mencari solusi atas masalah yang ada,” ungkap Ipuk.
Dalam Bunga Desa itu, imbuh Ipuk, terdiri atas sejumlah agenda. Di antaranya meninjau langsung program-program yang bersentuhan dengan masyarakat secara langsung. “Tadi, kami mengunjungi balita yang mengalami stanting. Kami melakukan sejumlah intervensi untuk perbaikan gizi,” ungkap Ipuk.
“Selain itu, kita juga meninjau program bedah rumah dan program rantang kasih yang dilakukan oleh Pemkab Banyuwangi. Kami ingin tahu secara langsung bagaimana program tersebut berjalan di masyarakat,” imbuh Ipuk.
Lebih jauh Ipuk menjelaskan sejumlah program yang berkaitan dengan pendidikan. Hal tersebut dipusatkan di SMP Santo Aloysius dan SDN 2 Jajag. Di antaranya adalah pelayanan OPSI untuk operator sekolah, bimbingan pengelolaan perpustakaan sekolah, parenting digital, sampai sosialisasi kebencanaan untuk pelajar.
“Ada juga laboratorium kewirausahaan yang diajarkan sejak dini kepada anak-anak pelajar. Ada pula pembinaan dokter cilik untuk penggiat UKS,” papar Ipuk.
Pengembangan kewirausahaan warga juga tidak luput dari pantauan selama Bunga Desa. Seperti halnya meninjau sentra UMKM, pelatihan kewirausahaan dan belanja di warung makan setempat. “Di Kantor Desa, juga kita siapkan layanan perizinan untuk UMKM. Sehingga mereka tak lagi perlu jauh-jauh lagi ke kota untuk mengurusnya,” terangnya.
Sejumlah pelayanan yang ada di kabupaten juga dilaksanakan di desa. Mulai dari layanan administrasi kependudukan, perizinan, ruang rindu untuk konseling masalah perempuan, hingga pembinaan pada calon pengantin.
“Di ujung acara, kita tutup dengan salat Asar berjamaah dan bertemu dengan sejumlah tokoh masyarakat. Tadi, kami bertemu dengan Kiai Burhan, Kiai Hasanun dan sejumlah tokoh lainnya,” pungkasnya.
Editor : Mohamad Nur Asikin
Credit: Source link