JawaPos.com – Memasuki pekan ketiga bencana gempa bumi di Cianjur, bantuan terus mengalir. Diantaranya dari Lions Club International Distric 307 A1.
Melalui jaringan Lions Club International (LCI) Foundation, mereka mengucurkan dana bantuan sebesar USD 10 ribu atau senilai Rp 155 juta lebih. Selain itu mereka juga menerjunkan tim alert sejak awal terjadinya bencana.
Ketua tim Alert Lions Club Distrik 307 A1 Eddy Kartono Kadir mengatakan ada beberapa tugas tim alert. Mulai dari melakukan asesmen, perencanaan aksi sosial, sampai bergerak melakukan penggalangan dan distribusi bantuan untuk warga terdampak gempa di Cianjur.
“Hingga 9 Desember 2022, kami telah memberikan 2.500 paket bantuan,” katanya di Jakarta (11/12).
Diantaranya adalah 1.000 paket dana bantuan (grant) dari LCI Foundation serta 1.500 paket bantuan dari seluruh anggota Lions dan donatur. Kemudian juga ada bantuan berupa 2.600 pasang sandal dari donatur.
Selain itu sejumlah member Lions Club Multi District (MD) 307 secara bergantian turun membantu warga korban gempa. “Turun langsung ke desa-desa di Cianjur,” jelasnya.
Upaya itu dilakukan mulai 22 November sampai 9 Desember. Mereka juga membagikan 7.000 paket kebutuhan sehari-hari masyarakat yang terdampak gempa.
Ketua Multi District 307 Coordinator Alert Eko P. Setiowibowo menuturkan ada beberapa hal yang menarik selama mereka terjun ke lapangan. Diantaranya mereka sampai diajak makan bersama oleh para pengungsi. Kegiatan ini menunjukkan kedekatan mereka dengan para korban gempa.
“Kunjungan kami ke lapangan disambut hangat masyarakat,” katanya. Bahkan ada ibu-ibu yang sampai memasakkan nasi liwet untuk makan bersama di tenda pengungsian.
Seperti diketahui gempa dengan kekuatan magnitudo 5,6 di Cianjur yang terjadi pada tanggal 21 November 2022 lalu. Gempa itu terjadi akibat pergeseran sesar Cugenang. Guncangan gempa menyebabkan sedikitnya 331 orang meninggal dunia dan 593 orang luka berat.
Ribuan rumah rusak dan lebih dari 60 ribu orang terpaksa mengungsi ke tenda-tenda pengungsian darurat. Hingga saat ini warga masih tinggal di tenda-tenda pengungsian dan belum bisa menjalani kehidupan secara normal.
Editor : Estu Suryowati
Reporter : Hilmi Setiawan
Credit: Source link