Dijuluki Model 2, mobil listrik kompak itu adalah salah satu dari beberapa rancangan dari CEO Tesla Elon Musk di EV Battery Day pada tahun 2020.
Ini akan menjadi mobil listrik desain lokal pertama yang dibuat di Tesla’s China Design Center, dan akan dibuat di gigafactory Shanghai.
Baca juga: Tesla tarik 134.951 mobil gara-gara kerusakan fitur layar sentuh
Menurut sebuah laporan dari situs berita teknologi China sina.com, kendaraan baru itu akan menjadi “versi hatchback dari Model 3” dan diharapkan dijual dengan harga sekitar 160 ribu yuan (sekira Rp346,6 jutaan) dan akan memiliki jangkauan mengemudi dengan jarak tempuh sejauh 350-450km.
Menurut laporan tersebut, Tesla telah memulai proses penilaian dampak lingkungan (EIA) untuk produksi Model 2, yang menurut laporan lain, akan diproduksi di pabrik fase kedua di pabrik Shanghai.
EIA dilaporkan mengacu pada “proyek peluncuran awal model baru”, produksi yang akan memakan waktu enam bulan untuk menguji.
Ketika mobil listrik kompak berhasil memasuki pasar China yang menguntungkan dan masif, itu tidak akan menjadi waktu yang terlalu dini bagi Tesla.
Tesla telah membuktikan kekuatan yang mendominasi di pasar mobil China. Tesla berada di urutan kedua setelah HongGuang Mini EV kecil Wuling yang pada Desember 2020 menjual 33 ribu unit. Sementara, Model 3 terjual 23 ribu unit.
Tampaknya Model 2 tidak akan mampu bersaing dengan harga Wuling yang sangat murah, yaitu 28.880 yuan (sekira Rp62,3 jutaan). Tetapi tentu saja, Model 2 memiliki keunggulan dalam hal teknologi dan perangkat lunak Tesla.
Baca juga: Terima proposal Tesla, pemerintah gelar pertemuan lanjutan pekan depan
Baca juga: Produksi Tesla Roadster ditunda hingga 2022
Baca juga: Pimpinan Waymo sebut Tesla salah kaprah tentang teknologi otonom
Pewarta: A087
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2021
Credit: Source link