Dikutip dari TechCrunch, Sabtu (14/4), pemotongan harga terjadi beberapa minggu setelah Tesla meluncurkan uji coba FSD gratis selama satu bulan untuk setiap pelanggan di AS dengan Tesla yang kompatibel. Uji coba itu masih berlangsung.
Sebelumnya dikenal sebagai FSD Beta, Tesla sekarang menyebut perangkat lunak tersebut sebagai “FSD yang Diawasi” untuk memperjelas bahwa perangkat lunak tersebut tidak mengubah Tesla menjadi kendaraan otonom, dan pengemudi manusia masih perlu mengawasi perangkat lunak tersebut.
Baca juga: Tesla naikan harga software Full Self Driving seharga Rp171,8 juta
Baca juga: Tesla tarik versi baru FSD karena isu perangkat lunak
FSD dapat menangani tugas-tugas mengemudi tingkat lanjut tertentu seperti mengubah jalur, bernavigasi di sekitar kendaraan dan objek, mengikuti rute navigasi pengemudi, dan banyak lagi.
Pemotongan harga FSD terjadi pada minggu yang sama ketika Tesla merilis lebih banyak penyesuaian pada perangkat lunak versi V12 terbarunya kepada pengguna tertentu.
Tesla mengatakan pembaruan perangkat lunak terbaru meningkatkan kemampuan FSD untuk berkendara di jalan perkotaan sepenuhnya berbasis jaringan saraf.
Lebih banyak pengemudi dengan FSD tidak hanya berarti lebih banyak uang untuk Tesla. Hal ini juga berarti lebih banyak data video, yang dapat digunakan oleh pembuat kendaraan listrik untuk melatih jaringan sarafnya dan meningkatkan produk.
Baca juga: Tesla “recall” 54.000 kendaraan karena masalah fitur Rolling Stop FSD
Baca juga: Tesla batalkan rencana EV murah usai persaingan mobil listrik China
Baca juga: Pengiriman kendaraan Tesla turun 8,5 persen pada Q1 2024
Pewarta: Fathur Rochman
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2024
Credit: Source link