Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Achmad Yurianto
Oleh: Hariqo*
Saya tulis agar tidak terjadi kesalahan keempat, kelima dan seterusnya. Kegaduhan justru mengganggu kerja Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19. Berikut tiga kesalahan Jubir Pemerintah terkait corona:
*Pertama*, mengibaratkan suster atau perawat sebagai Room Boy yang berkerja untuk meraup keuntungan bagi Rumah Sakit (17/3). Padahal suster, perawat ini mempertaruhkan nyawa mencegah pasukan corona.
*Kedua*, menyebut boleh mudik asal jaga jarak. Padahal pemerintah sedang menyiapkan kebijakan melarang mudik. (27/3).
*Ketiga*, menyebut “….. yang miskin melindungi yang kaya agar tidak menularkan penyakitnya,… (27/3). Ini kenapa bicara kelas sosial, dan orang miskin dijadikan kambing hitam, seolah mereka yang miskin mengidap virus corona.
Yang pertama sudah diakui kesalahan fatal dan minta maaf dengan surat resmi kepada Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). Yang kedua dan ketiga diklarikasi lewat media.
Saya ikuti ajakan di facebook untuk membuat tantangan, oke TANTANGAN DITERIMA
Mari kita posting kritik untuk perbaikan. Kita posting pendapat ahli yang menyarankan karantina wilayah, karena sudah berdasarkan kajian dan pendapat para ahli lainnya.
Tak perlu panik jika yang bicara ahli. Jangan takut dianggap “statusmu corona terus”, “bikin panik”, selama yang kita posting dan kita sebar adalah pendapat ahli. Toh akun-akun pemerintah juga setiap waktu posting soal corona.
Justru bahaya jika sering becanda saat korban terus berjatuhan. Waspada beda dengan panik.
Yang bikin panik itu mereka yang bicara “Jangan takut corona, takutlah kepada Tuhan, kemudian membolehkan aktivitas sehari-sehari berjalan.”
Yang bikin panik itu pejabat yang meremehkan corona. Yang bikin panik itu para buzzer yang mempolitisir saran ikhlas dari warga.
Sejarah akan mencatat nama-nama mereka yang becanda di awal corona merebak, namun kesempatan untuk menebus kesalahan terbuka luas. “Cepat ambil kebijakan untuk menyelamatkan nyawa manusia Indonesia”, ikuti saran ahli. Abaikan saya yang bukan ahli.
*Mari banjiri media sosial dengan hal-hal yang menurut mereka negatif untuk tokoh idolanya, namun positif untuk penanganan corona, positif untuk kepentingan nasional. Usia negara panjang, usia tokoh idola kita terbatas*.
Buka juga situs resmi situs resmi covid19.go.id, untuk yang di Jakarta: corona.jakarta.go.id dan daerahmu masing-masing. Pengelola website Tanggap Covid 19 ini juga harus siaga 24 jam mengupdate berbagai perkembangan.
Taati semua imbauan seperti tidak keluar rumah, selalu cuci tangan, menjaga jarak, mandi, ganti pakaian jika dari luar, pakai masker, olahraga ringan dan makan minum yang sehat serta jangan lupa selalu berpikiran positif dan berdoa maksimal.
Stop sementara politik, fokus kemanusiaan. Mari #bersamacegahcorona
*Hariqo, pengamat media sosial dari Komunikonten, penulis buku seni mengelola tim media sosial. Depok, 28 Maret 2020.
TAGS : Virus Corona Komunikonten Pengamat Medsos
This article is automatically posted by WP-AutoPost Plugin
Source URL:http://www.jurnas.com/artikel/69701/Tiga-Kesalahan-Jubir-Pemerintah/