JAKARTA, BALIPOST.com – Kasus COVID-19 belakangan ini terus meningkat bahkan menembus angka 8.000 kasus dalam sehari per Kamis (27/1). Ada 3 provinsi yang mendominasi tambahan kasus.
Dikutip dari rilisnya, Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Prof. Wiku Adisasmito, Jumat (28/1), tiga provinsi itu adalah DKI Jakarta, Jawa Barat dan Banten. Termasuk, kabupaten/kota dalam wilayah aglomerasi Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek).
Pada Kamis, DKI Jakarta mencatatkan tambahan 4.149 kasus COVID-19, Jawa Barat 1.744 kasus, dan Banten 1.291 kasus. Bali ada di urutan kelima dengan 212 kasus baru. Sedangkan Jawa Timur di peringkat keempat dengan jumlah 255 kasus.
Peningkatan kasus dalam seminggu terakhir juga didominasi 3 provinsi ini. Dari total kasus selama sepekan terakhir yang mencapai 14.729 kasus, sebanyak 13.316 kasus atau 90,4 persen berasal dari 3 provinsi tersebut.
Meski tren kenaikan kasusnya konsisten meningkat, namun jumlah kasus hariannya masih jauh dibawah kenaikan saat lonjakan kasus kedua akibat varian Delta pada bulan Juli 2021 lalu. Kenaikan pada 1 minggu terakhir adalah sebesar 14.729 kasus, sedangkan pada puncak kedua lalu mencapai 350.273 kasus dalam 1 minggu.
Ia meminta bagi pekerja sektor non esensial agar dapat bekerja dari rumah atau work from home (WFH). Hal ini menjadi Antisipasi agar COVID-19 tidak menular secara lebih luas di tengah keberadaan varian Omicron.
“Begitu pun juga bagi mereka yang akibat tuntutan situasi maupun profesi memiliki intensitas mobilitas dan interaksi yang tinggi. Mohon kepada perkantoran non esensial dapat mempertimbangkan untuk menerapkan WFH kembali sebagai bentuk antisipasi terus meningkatnya kasus COVID-19,” tegasnya.
Seluruh Pemerintah Daerah yang tengah mengalami kenaikan kasus, diminta untuk kembali meningkatkan pengawasan protokol kesehatan di wilayahnya. Dan terus mengupayakan vaksinasi khususnya untuk warga lansia dan masyarakat dengan komorbid.
Pemda setempat juga diminta mengevaluasi pada pengaturan kegiatan masyarakat dan lakukan penyesuaian atau perubahan jika diperlukan. Ia juga kembali mengingatkan bahwa upaya mencegah jauh lebih baik daripada mengobati. Seperti mendapat kekebalan dari vaksin memang banyak berperan dalam mencegah keparahan gejala, perawatan di rumah sakit hingga kematian.
Meskipun demikian, perlu diwaspadai risiko long COVID atau gejala COVID-19 berkepanjangan yang masih terus diteliti. Masyarakat diminta tidak lengah karena COVID-19 tidak pandang bulu dan bisa menginfeksi siapa saja.
Terlebih risikonya menjadi lebih besar pada pekerja yang langsung menangani pasien, serta pekerja pada sektor esensial yang bekerja di institusi penanganan COVID-19. Masyarakat diminta menggunakan masker yang benar, dan menunda pergi ke tempat kerumunan dan turut membantu agar kasus segera turun.
“Saya ingin kembali menekankan bahwa COVID-19 adalah nyata dan masih ada disekitar kita. Selama status pandemi belum berubah menjadi endemi, maka kita harus tetap waspada dan menerapkan proteksi penuh terhadap diri kita,” pesan Wiku. (kmb/balipost)
Credit: Source link