Penangguhan dilakukan ketika pembuat mobil Jepang tersebut berusaha untuk meningkatkan produksinya setelah penguncian COVID-19 di China.
Selain itu, kekurangan chip global juga memaksa mereka untuk berulang kali mengurangi produksi pada kuartal April-Juni, turun sekitar 10 persen dari target yang direncanakan semula.
Sebanyak 16 pekerja di pabrik Tsutsumi di Prefektur Aichi terinfeksi COVID-19, sehingga sulit bagi perusahaan untuk mengamankan pekerja yang cukup untuk operasi, kata perusahaan itu dalam sebuah pernyataan, dikutip Reuters, Rabu.
Output sekitar 660 kendaraan akan terpengaruh oleh penangguhan tersebut, kata seorang juru bicara kepada Reuters dikutip Rabu.
Toyota telah menangguhkan operasi shift malam di pabrik yang berbeda selama dua hari karena alasan yang sama pada akhir Juli.
Produsen mobil terbesar di dunia berdasarkan penjualan telah mempertahankan target produksi global 9,7 juta untuk tahun yang berakhir Maret 2023, mengatakan output dan penjualan berada di jalur menuju pemulihan mulai bulan ini dan seterusnya.
Baca juga: Produksi baterai dalam negeri akan turunkan harga mobil listrik?
Baca juga: HEV hingga BEV, Toyota bawa teknologi elektrifikasi lengkap ke GIIAS
Baca juga: TMMIN pastikan pasokan Vios aman, tepis rumor setop produksi
Pewarta: Fathur Rochman
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2022
Credit: Source link