JawaPos.com- Bayi di bawah 5 tahun (balita) itu terus menangis. Bocah itu berada dalam gendongan pria. Bercelana pendek tanpa baju. Tangis balita berkaos merah-hitam itu terus memecah. Sesekali diam. Lalu, terisak-isak lagi. Terasa memilukan hati.
Suara sejumlah orang di sekitarnya berusaha untuk menenangkan tangis bocah itu. Semula, pria si penggendong bayi itu berada di perahu bermuatan pasir. Lalu, berpindah ke perahu lain. Sama-sama daru kayu. Di situ beberapa orang tampak jaket pelampung oranye. Tampaknya, perahu itu adalah tim rescue.
Entah siapa nama balita dalam video yang didapat JawaPos.com tersebut. Yang pasti, bocah itu adalah salah seorang korban yang berhasil diselamatkan warga dalam tragedi perahu terbalik di Bengawan Solo, Rabu (3/11), sekitar pukul 09.00. Tepatnya, di penyeberangan Dusun Gemblo, Desa Ngadirejo, Kecamatan Rengel, Kabupaten Tuban.
Data yang didapat JawaPos.com, dari sebanyak 18 penumpang yang berhasil diidentifikasi tim SAR, terdapat tiga balita selamat. Ketiga bocah itu tercatat berasal H (4 tahun) dari Desa Semambung, Bojonegoro; A (3 tahun) dan AY (3 tahun, keduanya dari Maibit, Tuban. Dalam laporan, ketiga balita itu termasuk korban selamat.
Lantas, bagaimana cerita balita itu hingga akhirnya selamat? Nurcholis, agen BPBD Jatim Kabupaten Bojonegoro mengungkapkan, dari informasi yang didapat, balita itu diselamatkan warga penambang pasir. Kebetulan, lokasinya di sekitar TKP perahu terbalik tersebut.‘’Jadi, bayi itu langsung disaut (disambar, Red) para penambang pasir itu,’’ ujarnya dihubungi JawaPos.com pada Rabu (3/11) malam.
Dia belum mengetahui nama-nama orang tua balita bersangkutan. Apakah termasuk korban yang selamat atau masih belum ditemukan. Yang jelas, petugas gabungan masih terus melakukan pendataan dan pencarian terhadap korban. ‘’Mohon doanya,’’ kata Cholis singkat.
Credit: Source link