DENPASAR, BALIPOST. com – Ekonomi Bali triwulan I 2021, tumbuh minus 5,24% (-5,24%) secara qtq. Sedangkan secara yoy (triwulan I 2021 dibandingkan triwulan 1 2020) tumbuh minus 9,85% (-9,85%).
Kepala BPS Bali Hanif Yahya, Rabu (5/5) mengatakan, nilai PDRB yang terbentuk pada triwulan I 2021 sebesar Rp 52 88 triliun berdasarkan harga berlaku dan R0 34,81 triliun berdasarkan harga konstan.
Pertumbuhan ekonomi Bali masih negatif baik secara qtq maupun yoy. Sejak pandemi 2019, ekonomi Bali sudah tumbuh negatif. “Memang masih menunjukkan belum positit mencapai kondisi yang normal kembali,” ujarnya.
Struktur PDRB ekonomi Bali secara qtq, menurut lapangan usaha pada triwulan 1 2021, ada tiga kategori yang memberi kontribusi terbesar, masing – masing adalah penyediaan akomodasi makan dan minum (akmamin) sebesar 17,39%, pertanian, kehutanan dan perikanan sebesar 15,57%, dan konstruksi 11,19%.
Sementara itu, 14 dari 17 kategori lapangan usaha tumbuh negatif secara qtq. Administrasi pemerintah turun paling dalam yaitu -15,87%. Sedangkan penyediaan akmamin merupakan kontribusi terbesar meskipun pertumbuhannya masih – 6,06%, secara qtq.
Pertumbuah terbesar yaitu jasa keuangan dan asuransi yang tumbu 1,34%, jasa kesehatan dan kegiatan sosial tumbuh 0,57%, dan informasi dan komunikasi 0,35%.
Struktur PDRB secara yoy menurut lap usaha yaitu transportasi dan pergudangan turun paling dalam -35,98%, pengadaan listrik dan gas turun -27%, akmamin turun -24,42%. Sementara kategori yang tumbuh positif secara yoy yaitu informasi dan komunikasi 4,99%, usaha jasa kesehatan dan sosial 0,31%.
Struktur PDRB menurut pengeluaran apda triwulan 1 2021, kontribusi komponen konsumsi RT mendominasi struktur PDRB yaitu 57,09%, PMTB atau investasi 32,33%, konsumsi pemerintha 7,28%, ekspor 3,13%, konsumi LNPRT 1,46%, impor kontribusinya – 0,54%.
Sedangkan pertumbuhan secara qtq, komponen pengeluaran konsumsi pemerintah – 59,59%. Minus yang dalam menurutnya karena penyerapan anggaran belum padat. Pertumbuhan negatif juga tercatat pada komponen impor luar negeri sebesar -11,13%. Pertumbuhan positif terjasi pada PMTB atau investasi sebesae 0,55%. Secara yoy, seluruh komponen pengeluaran turun dan yang mengalami penurunan tertinggi adalah komponen impor sebesae -91,54%, ekspor -91,15%, – konsumsi pemerintah -21,04%.(Citta Maya/Balipost)
Credit: Source link