Bendera kebangsaan Mesir
Jakarta, Jurnas.com – Pemerintah Mesir memaksa jurnalis Wali untuk meninggalkan negara itu setelah dia melaporkan penelitian yang mengklaim angka virus corona sebenarnya bisa lebih tinggi dari angka resmi, Kamis (27/03).
Dilansir Middleeast, layanan keamanan mengatakan kepada Ruth Michaelson (wartawan The Guardian) untuk segera pergi setelah akreditasinya dibatalkan dan dia dituduh salah melaporkan penelitian serta menyebabkan kepanikan publik.
Kisah yang dilaporkan Michaelson 15 Maret didasarkan pada studi ilmiah oleh sekelompok ahli penyakit menular dari University of Toronto, serta data kesehatan masyarakat dan berita.
Diperkirakan Mesir bisa memiliki lebih dari 19.000 COVID-19 kasus pada awal Maret, yang pada saat itu, pihak berwenang mengumumkan jumlah kasus resmi adalah tiga.
Pejabat juga meminta surat kabar untuk menghapus berita tersebut dan mempublikasikan permintaan maaf resmi.
Michaelson kembali Jumat lalu ke Jerman dengan sebuah penerbangan yang membawa turis-turis yang terlantar dan warga negara asing. Dia telah melaporkan dari Mesir sejak 2014.
Jumlah total kasus di Mesir naik menjadi 456 setelah 54 kasus baru terdeteksi, menurut kementerian kesehatan di sana, Kamis.
Setelah pertama kali muncul di Wuhan, China, pada bulan Desember, virus telah menyebar ke setidaknya 175 negara dan wilayah, menurut data yang dikumpulkan oleh Johns Hopkins University yang berbasis di AS.
Data menunjukkan lebih dari 495.000 kasus telah dilaporkan di seluruh dunia, dengan jumlah kematian di atas 22.200 dan hampir 120.000 pemulihan.
TAGS : Jurnalis Jerman Pemerintah Mesir Virus Corona
This article is automatically posted by WP-AutoPost Plugin
Source URL:http://www.jurnas.com/artikel/69580/Tulis-Data-Corona-Berbeda-Mesir-Usir-Jurnalis-Asal-Jerman/