Menteri Luar Negeri Turki, Mevlut Cavusoglu (Foto: AFP)
Khartoum – Menteri Luar Negeri Turki, Mevlut Cavusoglu menepis dugaan kerja sama antara Turki, Iran, dan Qatar. Di tengah-tengah kunjungan kerjanya di Sudan. Dia menerangkan kebijakan Timur Tengah yang dianut Turki.
Mengenai kerjasama regional antara Ankara, Teheran, dan Doha, dia mengatakan, “Tidak ada poros Turki–Iran–Qatar. Turki tidak mendiskriminasi antara negara-negara Muslim,” kata Cavusoglu pada Selasa (26/12).
Ankara juga selama ini sering mengkritik kebijakan Iran terkait Suriah dan Irak. “Sekarang kami memiliki hubungan dekat dengan Sudan. Apa itu artinya ada poros Turki–Sudan?” tanya Cavusoglu.
Tujuan utama Turki adalah mengeratkan persatuan antara dunia Islam dan bukan “menghasut satu negara Muslim dengan negara lainnya”, terang Cavusoglu dilansir dari Anadolu, Rabu (27/12)
Cavusoglu bertemu dengan Menteri Luar Negeri Sudan Ibrahim Ghandour dalam kunjungan yang juga membawa Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan itu.
Ghandour mengatakan negaranya ingin menjaga keamanan Laut Merah dan siap bekerjasama dengan negara-negara lain untuk mewujudkan itu.
Pada Senin, Turki dan Sudan menandatangani kesepakatan keamanan Laut Merah yang bisa meningkatkan kerjasama militer antara kedua negara itu.
Selain itu, Sudan juga menyewakan sementara Pulau Suakin kepada investor-investor dari Turki.
Kunjungan selama tiga hari itu berakhir pada Selasa, setelah Turki dan Sudan menyetujui 21 kesepakatan dalam bidang agrikultur, minyak dan gas, industri, kesehatan, pertambangan dan pendidikan serta hubungan militer, politik dan diplomatik.
This article is automatically posted by WP-AutoPost Plugin
Source URL:http://www.jurnas.com/artikel/26951/Turki-Bantah-Kerjasama-Iran-dan-Qatar-Hasut-Umat-Muslim/