Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan (Foto: Kevin Lamarque/ Reuters)
Jakarta – Menteri luar negeri Turki, Mevlut Cavusoglu mendesak Amerika Serikat untuk menjadi teman setia dan sekutu NATO, bukan malah menjadi musuh yang bisa memicu perpecahan.
“Kami mengharapkan AS untuk setia pada hubungan persahabatan tradisional dan aliansi NATO kami,” kata Mevlut Cavusoglu dalam pidato pembukaannya pada Konferensi Duta ke-10 di ibukota Ankara.
Konferensi lima hari itu dihadiri 249 duta besar Turki dan dua duta besar, serta sejumlah diplomat asing.
Cavusoglu mengatakan kedutaan negara itu memainkan peran aktif dalam meningkatkan hubungan ekonomi, komersial dan budaya, terutama dalam industri pertahanan.
Dia juga mencatat bahwa Turki adalah yang paling dapat diandalkan dan tujuan terbaik untuk berinvestasi, meskipun ada propaganda negatif dan tantangan berat.
Pada ketegangan baru-baru ini antara Turki dan AS, Cavusoglu mengatakan, baru-baru ini hubungan kami dengan AS sayangnya sampai pada titik yang tidak kami inginkan.
“Kami terbuka untuk diplomasi dan konsensus tetapi tidak mungkin untuk menerima hinaan apa pun,” kata Cavusoglu.
Turki dan AS saat ini sedang mengalami ketegangan hubungan setelah Washington menjatuhkan sanksi pada Menteri Dalam Negeri Suleyman Soylu dan Menteri Kehakiman Abdulhamit Gul karena tidak melepaskan Pendeta Amerika Andrew Brunson, yang menghadapi tuduhan terkait terorisme di Turki.
Presiden AS Donald Trump pada Jumat meningkatkan serangannya ke Turki dengan menggandakan tarif AS pada impor aluminium dan baja Turki menjadi 20 persen dan 50 persen, masing-masing.
This article is automatically posted by WP-AutoPost Plugin
Source URL:http://www.jurnas.com/artikel/39303/Turki-Minta-AS-Setia-pada-Nato/