Berdasarkan nota kesepahaman yang ditandatangani di London pada Rabu (22/11) waktu setempat, Hyundai dan UCL akan bekerja sama di bidang penelitian dan pengembangan produksi hidrogen, sel bahan bakar hidrogen, dan teknologi elektrifikasi, kata perusahaan itu.
Perjanjian tersebut ditandatangani di sela-sela forum bisnis bilateral yang diadakan pada kesempatan kunjungan kenegaraan Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol ke Inggris.
Baca juga: Hidrogen hijau, pijakan baru revolusi energi rendah karbon
UCL adalah universitas bergengsi berorientasi penelitian yang berbasis di London yang telah menghasilkan puluhan peraih Nobel dan Fields Prize.
Khususnya, UCL berada di garis depan dalam teknologi terkait hidrogen. Baru-baru ini, mereka mendirikan Lab Propulsi Lanjutan dan telah memperkuat keahliannya dalam penelitian propulsi listrik untuk mobil.
Pada 2021, Hyundai mengumumkan misinya untuk sepenuhnya menjadi netral karbon pada 2045. Hyundai telah melakukan upaya untuk mengurangi emisi karbon di seluruh rantai nilainya.
Baca juga: Hidrogen, energi masa depan RI yang berkelanjutan
Dimulai pada 2035 di Eropa dan meluas ke pasar-pasar utama hingga 2040, Hyundai bertujuan untuk hanya menjual kendaraan listrik dengan emisi karbon nol.
Selain itu, perusahaan berencana untuk mengganti 100 persen kebutuhan listrik di fasilitas globalnya dengan energi terbarukan pada 2045. Demikian disiarkan Yonhap, Kamis (23/11).
Baca juga: Pusat Survei Geologi identifikasi potensi hidrogen alami di Morowali
Pewarta: Fathur Rochman
Editor: Siti Zulaikha
Copyright © ANTARA 2023
Credit: Source link