Warga berjalan di samping lahan yang terbakar di Kawasan Handil Bakti, Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan, Minggu (22/9/2019). Puluhan relawan pemadam kebakaran kota Banjarmasin ikut serta memadamkan kebakaran lahan di kawasan perbatasan Banjarmasin dengan Kabupaten Barito Kuala itu dan berdasarkan data BPBD Provinsi Kalsel titik hotspot di atas kepercayaan 50 persen sebanyak 105 titik yang tersebar di sejumlah wilayah Kalsel. (Foto: Bayu Pratama S/Antara)
Jakarta, Jurnas.com – Meski Indeks Polutan Udara (API) di negara Malaysia masih dianggap tidak layak, Pemerintah setempat mulai hari ini membuka kembali ratusan sekolah yang sempat ditutup sejak pekan lalu yang disebabkan kondisi udara tidak sehat.
Pasalnya, akibat kabut asap kebakaran hutan dan lahan di negara mereka dan Indonesia. Dilansir The Star, sekolah yang ditutup sebagian besar berada di kawasan Semenanjung Malaya karena yang terparah terpapar kabut asap dari Sumatra.
Maznah Abu Bakar, Direktur Dinas Pendidikan Federal setempat mengatakan, ada 296 sekolah di Kuala Lumpur yang akan kembali melanjutkan kegiatan belajar mengajar.
Kemudian Direktur Dinas Pendidikan Penang, Abdul Rashid Abdul Samad menyebutkan, ada 399 sekolah yang juga akan memulai kegiatan belajar mengajar setelah pekan lalu diliburkan akibat kabut asap. “Data API menunjukkan perkembangan yang membaik karena API berada di bawah 200,” kata Samad.
Sementara itu, jumlah pasien rumah sakit pasien mengalami radang mata, asma, dan radang kulit akibat kabut asap meningkat hingga 40 persen. Menurut Direktur Jenderal Kesehatan Kementerian Kesehatan Malaysia, dr. Noor Hisham Abdullah, meminta masyarakat untuk sementara mengurangi kegiatan di luar ruang.
“Jika terpaksa keluar ruangan sangat penting untuk berjaga-jaga. Gunakan masker dan rutin mencuci muka dan bagian tubuh yang terpapar kabut asap,” kata Hisham.
TAGS : Kabut Asap Kebakaran Hutan Pendidikan di Malaysia
This article is automatically posted by WP-AutoPost Plugin