KHARKIV, BALIPOST.com – Aliran gas Rusia ke Eropa yang melewati titik transit penting akan ditangguhkan Ukraina. Ukraina masih menjadi rute utama gas Rusia ke Eropa bahkan setelah Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan “operasi militer khusus” di negara tetangganya itu pada 24 Februari.
Barat berusaha meningkatkan sanksi terhadap Rusia dengan melarang atau menghapus secara bertahap impor energi dari negara itu.
Putin menjadikan ekspor energi sebagai sumber utama pendanaan perangnya di Ukraina. Di lain pihak, energi Rusia juga menjadi kerentanan bagi Eropa, terutama Jerman.
Operator gas Ukraina mengatakan pihaknya akan mengalihkan aliran dari titik transit di Sokhranivka, wilayah yang diduduki pasukan Rusia, ke wilayah lain yang masih dikendalikan Ukraina. Sejak Rusia terpaksa menghentikan serangan di ibu kota Kiev pada akhir Maret, pasukan mereka telah berusaha mengepung tentara Ukraina di wilayah Donbas di bagian timur dengan menggunakan kota Izyum dekat Kharkiv di bagian timur laut sebagai basis.
Tentara Ukraina berhasil menahan sebagian besar serangan dari tiga arah. Pejabat tinggi intelijen AS mengatakan bahwa perang tersebut kini menemui jalan buntu.
Putin tampaknya bersiap menghadapi konflik berkepanjangan, dan kemenangan Rusia di wilayah Donbas mungkin tak akan mengakhiri perang, kata Direktur Intelijen Nasional AS Avril Haines di Washington, dikutip dari kantor berita Antara, Rabu (11/5).
Namun, serangan balik di Kharkiv bisa menjadi fase baru, ketika Ukraina bertindak ofensif dan jalur pasokan ke Rusia kini terancam.
Presiden Volodymyr Zelenskyy mengatakan keberhasilan Ukraina secara bertahap memukul mundur pasukan Rusia dari Kharkiv, yang telah dibombardir sejak awal perang. “Tapi saya juga ingin mendesak semua orang… untuk tidak menyebarkan emosi berlebihan. Kita sebaiknya tidak menciptakan atmosfer tekanan moral yang berlebihan, di mana kemenangan diharapkan terjadi setiap minggu dan bahkan setiap hari,” kata Zelenskyy lewat video. (kmb/balipost)
Credit: Source link