YOGYA, KRJOGJA.com – Pertumbuhan teknologi digital beberapa waktu belakangan ini telah membawa pengaruh besar ke dalam segala lini kehidupan manusia. Tidak terkecuali di Indonesia, adopsi teknologi digital mengalami pertumbuhan yang signifikan dalam dengan indikator peningkatan jumlah pengguna dengan fungsi yang beragam. Berdasarkan data yang diperoleh dari Kemenkominfo, pengguna internet di Indonesia pada awal tahun 2022 sudah mencapai 202,35 juta orang.
Menurut juru bicara Kemenkominfo Dedy Permadi, 202,35 juta masyarakat Indonesia yang telah menggunakan internet tersebut tersebut menunjukan semakin tingginya intensifnya digitalisasi yang terjadi di dalam masyarakat. Pernyataan tersebut menjadi sangat relevan Ketika kita meihat pada kondisi pandemi Covid-19 dimana hampir seluruh lini kehidupan masyarakat terisi oleh penggunaan teknologi digital dan internet alih-alih untuk dapat menjalankan kehidupannya ditengah merebaknya virus yang belum bisa diprediksi sampai kapan berakhirnya.
Berkembang pesatnya perusahaan e-commerce juga menjadi geliat yang besar dalam pertumbuhan ekonomi ditengah pandemi yang masih berlangsung sampai dengan saat ini. Berbagai solusi dalam bentuk aplikasi maupun berbasis web muncul sebagai jawaban dari setiap kebutuhan manusia termasuk di Indonesia.
Dikutip dari Laporan Pertemuan Tahunan Bank Indonesia, di tahun 2021 total transaksi di platform e-commerce Indonesia mencapai Rp. 403 triliun atau tumbuh sekitar 51,6% dari tahun sebelum sebesar Rp266 triliun, selama pandemi berlangsung. Bahkan diprediksi pada tahun 2022 masih akan tumbuh pesat dengan perkiraan total transaksi aebesar Rp530 triliun, masih akan tumbuh sekitar 31,4% (yoy) dari tahun lalu.
Kondisi tersebut dapat menjadi harapan besar bagi pertumbuhan ekonomi yang eksponensial bagi para pelaku ekonomi mikro di tahun 2022 ini, bahkan tahun-tahun berikutnya sebagai sebuah ekosistem yang sangat menjanjikan. Namun bagi kebanyakan pelaku usaha mikro atau UMKM baik barang maupun jasa, kesempatan tersebut seringkali terhambat oleh terbatasnya kemampuan teknis dan biaya pembuatan maupun pengelolaan toko online atau website-nya sendiri diluar toko online yang sudah mereka miliki di platform e-commerce. Begitu juga dengan semakin banyaknya opsi.
Berjualan dan memasarkan produk di berbagai platform sosial media yang ada saat ini terkadang menjadi hal yang menyulitkan para pelaku usaha untuk dapat melakukan pengelolaan dan focus pada pengembangan produknya. Melihat kondisi dan kesempatan tersebut, PT Goklik Digital Nusantara sebuah perusahaan teknologi asal Yogyakarta baru-baru ini meluncurkan sebuah solusi sederhana dan tepat guna untuk membantu para pelaku usaha mikro atau UMKM, baik barang maupun jasa yaitu Goklik.
Fiter Bagus Cahyono selaku CEO dari Goklik mengatakan bahwa dengan pertumbuhan ekonomi digital yang sangat tinggi, UMKM Indonesia mempunyai potensi yang sangat besar untuk bisa turut menikmati manisnya ekosistem digital di negaranya sendiri. “Bayangkan bila ada platform teknologi yang bisa membuat seorang pedagang di Malioboro bisa secara mandiri
mempunyai simple website untuk berjualan produk-produknya dan dengan mudah bisa membagikan link-nya ke semua pelanggan yang dimiliki. Pasti akan membantu dirinya untuk bisa menghasilkan keuntungan lebih melalui tambahan penjualan online yang selama ini tidak pernah dia bayangkan untuk bisa dimiliki secara mandiri, mudah, dan gratis,” ucap Fiter Bagus.
Pada kesempatan yang sama, co-founder Goklik Bachtiar Rifa’i menambahkan dengan lebih rinci bahwa masih banyak UMKM Indonesia yang belum bisa menikmati kemudahan dan potensi berjualan di ekosistem digital.
“Menurut data dari Kementrian Operasi dan UKM, di pertengahan tahun 2021 saja baru sekitar 15,3 juta UMKM yang sudah sudah masuk kedalam ekosistem digital, padahal total UMKM ada 64,2 juta. Artinya baru sekitar 24% UMKM yang sudah digital, jadi tantangan dan peluangnya masih sangat besar. Untuk itu, para pelaku UMKM harus mempunyai ekosistem ekonomi digital yang gratis, massif, dan berorientasi pada kemajuan seluruh penghuninya dan Goklik hadir dengan cita-cita tersebut,” ucap Bachtiar.
Dalam rangka peluncurannya, Goklik berencana untuk melakukan serangkaian kegiatan berupa workshop gratis tentang penerapan teknologi digital yang tepat guna dan efektif bagi para komunitas, asosiasi, maupun organisasi pedagang, penyedia jasa, konten kreator, maupun pihak lain yang tertarik untuk bisa memanfaatkan peluang di ekosistem digital dengan cara gratis, benar dan efektif.
Selain itu, dalam waktu dekat setalah peluncurannya Goklik juga akan mengadakan kompetisi desain halaman muka (homepage design competition) untuk kategori pedagang, penyedia jasa, mahasiswa, dan konten creator dengan hadiah yang menarik.
“Melalui kompetisi ini, Goklik berharap bisa memberikan ruang kreasi yang sebesar-besarnya pada seluruh penggunanya untuk bisa mengoptimalkan semua fitur dan keunggulan produk Goklik, dan membagikannya kepada pengguna lainnya sebagai inspirasi yang bermanfaat di dalam ekosistem pengguna Goklik,” tutup Saat Prihartono, co-founder Goklik lainnya. (*)
Credit: Source link