UNISOC T618 vs. Snapdragon 675: Manakah yang Performanya Lebih Unggul?

by

in
Parameter perbandingan UNISOC T618 dengan Snapdragon 675. (BP/Istimewa)

DENPASAR, BALIPOST.com – Tren perangkat prosesor pada ponsel semakin lebih kecil, lebih cepat, dan lebih efektif dengan adanya pengembangan teknologi dan sains. AI dan teknologi multimedia memungkinkan prosesor-prosesor ini untuk menerapkan klasifikasi cerdas pada foto, pengenalan tempat, pembukaan kunci dengan wajah, penyempurnaan foto dengan AI dan video. Pada saat ini, kita mungkin saja tidak menyadari bahwa sebuah chipset yang efektif mengubah kehidupan kita secara menyeluruh.

T618 telah menyalip tandingannya di berbagai aspek. Snapdragon 675 misalnya, meskipun sepertinya pada aspek litografi, UNISOC T618 agak tertinggal dari Snapdragon 675, UNISOC T618 menggunakan proses 12nm (pada Snapdragon 675 hanya 11nm), namun di sisi lain UNISOC T618 telah berhasil mencapai keseimbangan antara performa dan konsumsi daya.

Hal ini bisa diilustrasikan dari dua sudut pandang: pertama, mengenai AnTuTu Benchmark (suatu alat patokan untuk ponsel pintar Android dan tablet yang membantu memeriksa performa perangkat), T618 berhasil meraih skor 21,0000, sedangkan Snapdragon 675 hanya meraih skor 170980. Kedua, kedua chipset tersebut sama-sama berkapasitas octa-core, namun CPU T618 mempunyai frekuensi dasar 1.8GHz dan frekuensi maksimum 2.0GHz, sedangkan Snapdragon 675 hanya memiliki frekuensi dasar sebesar 1.7 GHz.

Dalam hal kamera, Snapdragon mampu mendukung tampilan layar Quad HD (2560×1600 pixel). Snapdragon juga memberikan opsi hingga 4K untuk tampilan eksternal. Resolusi maksimal tampilan layar dari UNISOC T618 adalah 2400*1080. Dalam hal pencitraan gambar, Snapdragon dapat mendukung Dual 14-bit ISPS dan kamera ganda dengan MFNE dan ZSL pada 30fps (hingga 16 MP), kamera tunggal (hingga 48 Mp) dengan MFNR dan ZSL, 30 fps, hingga 25 MP.

Di sisi lain, UNISOC T618 juga telah meningkat dengan apik, mendukung lensa 48 MP, dan video 25fps, atau lensa 32 MP dan video 30fps, cphy mendukung hingga 2.5Gsps. UNISOC T618 telah menggarap pekerjaan rumahnya pada keseimbangan performa dan pengalaman pengguna.

Pertama, dalam hal perkembangan performa game, performa game ini kuat. UNISOC T618 bisa menjalankan game-game besar tanpa kehilangan bingkai. Tingkat bingkai tinggi sebesar 120 hampir sama dengan yang dimiliki oleh Snapdragon 870, yang berhasil membuat efek terlihat lebih baik saat menjalankan games 3D yang berukuran besar.

Kedua, UNISOC T618 telah ditingkatkan dengan sangat baik dalam hal mempengaruhi kemampuan untuk mendukung lensa 48 MP dan video 25fps, atau lensa 32 MP dan video 30fps, cphy mendukung hingga 2.5GSPs. Dengan bantuan AI, dampak kapabilitas semakin meningkat dengan pesat.

Ketiga, kapabilitas AI yang begitu kuat. Dibandingkan dengan prosesor kelas menengah lainnya, UNISOC T618 juga mempunyai prosesor informasi visual tambahan (VDSP), yang mampu memenuhi kebutuhan edge vision yang lebih baik dan pemrosesan AI, dan mendukung klasifikasi cerdas galeri foto, pengenalan tempat, pembukaan kunci dengan wajah, foto dan video kecantikan AI, foto blur latar belakang portrait AI dan perekaman, penyempurnaan gambar AI dan fungsi lainnya.

Pada kualitas HDR, kecantikan real-time, segmentasi semantik dan aplikasi lainnya, performa telah dikembangkan dengan sangat apik; Keempat, dalam hal keamanan informasi, UNISOC T618 dibekali dengan mesin sandi unik, yang dapat menjalankan isolasi keamanan, kunci self-destruction, dan fungsi lainnya. Chipset ini juga mendukung algoritma domestik mainstream plus dekripsi, yakni rangkaian enkripsi, untuk memastikan keamanan tingkat tinggi.

Saat ini, chipset ini berhasil dikomersilkan oleh terminal manufaktur yang terkenal di dalam negeri maupun luar negeri. Seperti Tecast, ZTE dan Cube. (Adv/balipost)

Credit: Source link