JawaPos.com – Pemerintah berupaya menjaga pasokan kebutuhan daging sapi menjelang Ramadan dan hari raya Lebaran, sehingga tidak menyebabkan melambungnya harga. Kementerian Perdagangan (Kemendag) akan memprioritaskan wilayah Jabodetabek dan Bandung.
Ini dilakukan, sebab kebutuhan daging sapi terbesar berasal dari wilayah Jabodetabek dan juga Bandung Raya. Pada periode Maret-Mei 2021, tercatat kebutuhan pada area tersebut mencapai 53.707 ton dengan asumsi 50 persen stok daging beku disalurkan.
Sementara, data Badan Pusat Statistik (BPS) dan juga laporan rencana penyaluran penggemukan ke rumah potong hewan (RPH), stok daging sapi di bulan Maret surplus sebanyak 7.427 ton, dan di bulan April surplus 1.104 ton. Namun, di bulan Mei di mana akan ada Hari Raya Idul Fitri atau Lebaran, masih defisit 9.424 ton.
Menurut Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan (Kemendag) Syailendra menjelaskan, populasi sapi di daerah-daerah sebenarnya cukup bahkan lebih, sehingga dapat disalurkan untuk menjadi pasokan daging sapi ke Jabodetabek dan Bandung Raya. Namun, kendalanya terdapat pada pendistribusiannya.
Syailendra menuturkan, para pemasok mulai mengajukan impor pada bulan Mei, seperti Asosiasi Pengusaha Importir Daging Indonesia (Aspidi) sebanyak 2.000 ton, Asosiasi Pengusaha Protein Hewan Indonesia (APPHI) sebanyak 3.830 ton, PT Berdikari sebanyak 893 ton, dan Perum Bulog sekitar 20.000 ton daging kerbau dari India.
Bulog pun juga ditugaskan impor sebanyak 80.000 ton. Informasinya, akan masuk 2.722 ton di Maret April 20.000 ton, dan Mei 14.000 ton. Pihaknya berharap dapat masuk sebelum hari raya.
Editor : Kuswandi
Reporter : Romys Binekasri
Credit: Source link