JawaPos.com – Pendidikan merupakan hal penting untuk mencetak generasi masa depan. Terdapat berbagai bidang pendidikan yang bisa dipilih sesuai minat dan bakat masing-masing. Salah satunya pendidikan vokasi di bidang kelautan dan perikanan.
Untuk memaksimalkan proses pembelajaran di bidang kelautan dan perikanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM KKP) menyelenggarakan pendidikan vokasi dengan pendekatan Teaching Factory (TEFA). Program ini layaknya memasukkan pabrik mini ke dalam kampus, dengan porsi belajar 70% praktik dan 30% teori.
Salah satunya di Politeknik Kelautan dan Perikanan (Poltek KP) Pangandaran yang mengoptimalkan praktik budidaya udang vaname melalui pendekatan TEFA. Udang vaname dipilih sebagai sarana praktik pembelajaran karena tergolong mudah dibudidayakan. Terlebih usaha budidaya udang vaname sangat menjanjikan karena sebagai salah satu komoditas ekspor unggulan.
“Pelaksanaan TEFA ini untuk mendorong taruna-taruni agar bisa menjadi seorang pekerja maupun pengusaha yang profesional,” jelas Ega Kepala Program Studi Budidaya Ikan Poltek KP Pangandaran, Kamis (12/5/2022).
Adanya budidaya udang vaname yang dijalankan Poltek KP Pangandaran tidak lepas dari peran Lembaga Pengelola Modal Usaha Kelautan dan Perikanan (LPMUKP). Modal yang digulirkan oleh lembaga di bawah Kementerian Kelautan dan Perikanan ini, dikelola Poltek KP Pangandaran melalui Koperasi Jasa Mina Marlin Abadi untuk memenuhi sarana prasarana penunjang budidaya vaname. Dengan demikian, taruna-taruni dapat mempelajari budidaya udang vaname dengan baik, sekaligus hasil budidaya yang maksimal dapat menjadi pendapatan bagi anggota koperasi.
Pengelolaan tambak udang vaname yang melibatkan taruna-taruni dibimbing Rizal Atmanegara selaku pengelola tambak. Mereka dilatih membuat pakan probiotik, memantau kondisi suhu dan salinitas air, hingga proses pemanenan. Ia juga membiasakan mereka untuk selalu menjaga kedisiplinan, kejujuran, dan perilaku yang baik.
Editor : Mohamad Nur Asikin
Reporter : ARM
Credit: Source link