JawaPos.com – Keuntungan usaha pembenihan patin di Lebak terbilang tinggi, bisa sampai 50% dari modal yang dikeluarkan. Apalagi hanya membutuhkan waktu yang singkat untuk memperolehnya. Namun untuk itu, pembenih harus melakukan perawatan yang maksimal agar benih berkembang dengan baik.
“Perputarannya cukup tinggi. Saya beli larva kemudian dibesarkan. Keuntungannya lumayan untuk pembenihan dalam jangka waktu 2 bulan,” tutur Wawan Ruswandi, salah satu pembenih.
Benih patin dijual dengan harga bervariasi tergantung pada ukuran dan jarak penjualannya. Makin besar makin mahal. Begitu pula jauhnya jarak pengiriman benih akan membuat harganya berbeda. Sebab pembenih perlu mengeluarkan ongkos transportasi dan risiko kematian benih yang tidak kecil.
“Kalau benih patin yang ukuran 3-4 inch itu Rp 700 sampai Rp 1.000 tergantung tempatnya. Ada juga yang beli besar dari saya,” kata Wawan.
Sebagai upaya menghasilkan benih yang berkualitas, pemilihan larva dan perawatannya sangat diperhatikan. Wawanpun membeli larva dari Balai Budidaya Ikan Air Tawar di Pandeglang Banten dengan harga Rp5-6/ekor. Setelah datang, larva diberi pakan artemia selama 4 hari. Pada masa ini pakan diberikan tiap 1 jam sekali agar larva tidak saling makan. Kemudian dilanjutkan pemberian cacing sutera selama 10 hari.
Larva tersebut dipelihara di kolam dalam ruangan (indoor) dengan suhu minimal 30 derajat Celsius. Mengingat daerahnya terbilang dingin, heater diperlukan untuk menjaga suhu. Oleh sebab itu, genset sangat dibutuhkan sebagai antisipasi apabila listrik mati
“Selama 2 minggu harus stabil suhunya, kalau gak mati,” tegasnya.
Tahap pemberian pakan selanjutnya, yakni pengli yang diberikan selama 1 bulan. Setelah benih berukuran sekitar 1 inch, maka siap dipindahkan ke kolam pendederan di luar ruangan. Pakanpun beralih ke pelet.
Untuk memenuhi kebutuhan pakan dan perawatan itulah, pembenih membutuhkan biaya operasional yang tidak sedikit. Dengan demikian, modal harus selalu dimiliki agar usaha terus berjalan. KKP pun memberikan fasilitas permodalan melalui satuan kerjanya, yaitu Lembaga Pengelola Modal Usaha Kelautan dan Perikanan (LPMUKP).
Editor : Mohamad Nur Asikin
Reporter : ARM
Credit: Source link