SEMARAPURA, BALIPOST.com – Setelah menyelesaikan Dermaga Sampalan, Pulau Nusa Gede kembali mendapat perhatian pemerintah pusat, melalui pengembangan Pelabuhan Banjar Nyuh Nusa Penida. Pengembangan ini, tahun 2022 menelan anggaran sebesar Rp 55 miliar. Ini terungkap saat Rapat Koordinasi Pengembangan Fasilitas Pelabuhan Laut Nusa Penida di Ruang Rapat Kantor Bupati Klungkung, Senin (11/4).
Hadir dalam rapat tersebut, Bupati Klungkung Nyoman Suwirta, Kepala Kantor Unit Penyelenggaraan Pelabuhan (UPP) Kelas II Nusa Penida I Ketut Gede Sudarma, Kepala Dinas Perhubungan, Nyoman Sucitra, Kepala Badan Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan (Baperlitbang) Klungkung Anak Agung Gede Lesmana, Camat Nusa Penida I Komang Widyasa Putra dan instansi terkait lainnya.
Kepala Kantor Unit Penyelenggaraan Pelabuhan (UPP) Kelas II Nusa Penida I Ketut Gede Sudarma, menyampaikan kegiatan penataan Pelabuhan Banjar Nyuh sudah berjalan sejak Januari 2022, sesuai dengan masterplan (Rencana Induk Pelabuhan). Sumber dana menggunakan APBN 2022 Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan RI, sebesar Rp 55 miliar. “Tahun ini pengembangan fokus pada fasilitas di sisi laut, seperti pembangunan dermaga ponton dan penambahan panjang trestle,” katanya.
Trestle adalah bangunan dari dermaga yang berfungsi sebagai jalan akses dari daratan menuju Jetty atau sebaliknya. Setelah tahun 2022, selanjutnya tahun 2023 nanti direncanakan pembangunan bagian lain, seperti terminal penumpang. Atas progres pengembangan Pelabuhan Banjar Nyuh ini, Bupati Suwirta menyampaikan terima kasih dan mendukung pengembangan pelabuhan ini dalam rangka menambah layanan dan penataan pelabuhan di Nusa Penida.
Dia berharap selanjutnya agar berkoordinasi dapat ditingkatkan, antara UPP dengan Pemda/dinas terkait, termasuk setiap progres dan kendala di lapangan agar diinformasikan seperlunya. Sehingga, dapat ditangani dengan cepat demi kelancaran proses pembangunan.
Beberapa masukan mengenai rencana pembangunan terminal, diantaranya design terminal agar mengakomodir tempat layanan retribusi atau kantor bersama. Design atau pengaturan alur penumpang dan transportasi darat juga perlu perhatian cermat, sebagai antisipasi kemacetan.
Saat ini di Nusa Gede, sudah ada empat pelabuhan fast boat. Selain Pelabuhan Sampalan dan Banjar Nyuh, juga masih ada Pelabuhan Toya Pakeh dan Pelabuhan Buyuk. Pelabuhan Toya Pakeh dan Buyuk masih tradisional, belum tersentuh pengembangan. Ada juga Pelabuhan Mentigi, tetapi ini khusus untuk Kapal Roro Nusa Jaya Abadi.
Selain itu, di Nusa Lembongan, khususnya di Desa Jungut Batu juga ada Pelabuhan Tradisional untuk fast boat. Sementara di Nusa Ceningan, Pelabuhan Bias Munjul sedang dalam proses pengerjaan dengan target selesai Juli nanti. (Bagiarta/balipost)
Credit: Source link