Vaksin Belum Terdistribusi, Pertumbuhan Ekonomi 5 Persen Masih Sulit

JawaPos.com – Ekonom sekaligus Direktur Eksekutif Indef (Institute for Development of Economics and Finance) Tauhid Ahmad memandang, untuk mengembalikan pertumbuhan ekonomi ke kisaran 5 persen pada 2021 akan berat, jika vaksin Covid-19 belum ada dan belum didistribusikan secara merata.

“Saya kira sulit ya kalau dalam kondisi seperti ini selama angka penularan tinggi sulit bagi Indonesia untuk mengakselerasi ekonomi tumbuh 5 persen,” ujarnya saat dihubungi oleh JawaPos.com, Selasa (6/10).

Menurutnya, hingga saat ini ekonomi belum menunjukkan tanda-tanda pemulihan. Hal itu terlihat dari IHK (indeks harga konsumen) yang belakangan mengalami deflasi yang menandakan lemahnya permintaan.

“Sektor konsumsi masyarakat yang menjadi penyumbang terbesar pertumbuhan ekonomi pun masih rendah,” imbuhnya.

Baca juga: Masih Negatif, Pemerintah Prediksi Ekonomi Kuartal III Lebih Baik

Di sisi lain, ekspor impor juga sulit diharapkan untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi karena kondisi ekonomi global yang masih suram. Tauhid menyebut, investasi sebetulnya bisa dijadikan penopang pertumbuhan ekonomi. Sebab, di tengah situasi seperti saat ini, banyak perusahaan yang memutuskan untuk tidak lagi menggantungkan sumber produksi di Tiongkok dan berencana merelokasi investasinya.

Masalahnya, dampak investasi, khususnya penanaman modal asing, ke pertumbuhan ekonomi tidak bisa langsung. Selain itu, investor saat ini juga tengah wait and see dan mencari negara yang paling aman untuk menjadi basis produksi manufaktur.

Tauhid menambahkan, pemerintah juga harus siap menyediakan insentif maupun fasilitas lainnya sesuai permintaan investor. Sehingga pemberian fasilitas maupun insentif berdasarkan kasus masing-masing alias case by case. Di samping itu pemerintah perlu melakukan pendekatan terhadap produsen-produsen global.

“Tanya apa yang mereka minta dan siapkan permintaan mereka,” tutupnya.

Sebagai informasi, penghujung Kuartal-III 2020, perekonomian Indonesia tak kunjung menunjukkan angin segar. Meski demikian, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan optimismenya terhadap pertumbuhan ekonomi dalam negeri.

Kondisi pelemahan ekonomi ini membawa Indonesia diambang masa resesi. Ancaman ini tentu berdampak pada multi sektoral seperti melemahnya daya beli masyarakat hingga tingkat kepercayaan investor untuk menanamkan modalnya di Indonesia.

 

Saksikan video menarik berikut ini:

 

Editor : Kuswandi

Reporter : Romys Binekasri


Credit: Source link