RIO DE JANEIRO, BALIPOST.com – Wabah COVID-19 di Brazil makin parah. Bahkan, pada Kamis (25/3), negara itu mencatat rekor 100.158 kasus baru COVID-19 dalam sehari.
Dikutip dari Kantor Berita Antara, Kementerian Kesehatan menggarisbawahi skala wabah bola salju yang menjadi krisis politik utama bagi Presiden Jair Bolsonaro. Rekor kasus, yang dibarengi dengan 2.777 kematian baru COVID-19, terjadi sehari setelah Brazil mencapai 300.000 lebih kematian, angka tertinggi kedua di dunia setelah Amerika Serikat.
Rekor wabah mingguan Brazil disebabkan oleh peluncuran vaksin yang tidak merata, kurangnya koordinasi dengan pusat dan varian baru virus corona. Para kritikus, seperti anggota dewan senior yang dekat dengan presiden, semakin menyalahkan Bolsonaro atas penanganannya terhadap pandemi.
Bolsonaro menuai kritikan pedas lantaran berupaya menghalangi penguncian, mencibir pemakaian masker dan menabur keraguan soal vaksin. Bolsonaro juga menghadapi maraknya seruan pengunduran diri Menteri Luar Negeri Ernesto Araujo karena dianggap tidak becus mengatasi COVID-19 di negara tersebut.
Presiden Senat Rodrigo Pacheco pada Kamis mengatakan bahwa kebijakan luar negeri Brazil musti diperbaiki, menambahkan bahwa menjadi kewenangan Bolsonaro untuk mengganti Araujo. Sekutu ideologis dekat presiden, Araujo dikecam lantaran menolak vaksin buatan China dan berupaya keras untuk mengamankan dosis vaksin dari persediaan AS.
Sumber yang dekat dengan presiden mengatakan kepada Reuters bahwa Bolsonaro akan lebih senang untuk tidak kehilangan Araujo, dan yang diakui mantan Presiden AS Donald Trump yang berjuang untuk membuat progress dengan Gedung Putih era Presiden Joe Biden.
Namun, sumber tersebut, yang meminta identitasnya dirahasiakan, menyebutkan bahwa Arujo tidak mempunyai pijakan yang kuat. Sementara, sumber lainnya menyebutkan presiden kemungkinan akan menyingkirkan Araujo.
Bolsonaro, yang tahun lalu mempertanyakan “kenapa harus cepat-cepat berburu” vaksin, berjanji akan meningkatkan vaksinasi di Brazil. Ditargetkan 1 juta dosis vaksin sehari, dibanding dengan sekitar 350.000 dosis per hari selama sepekan terakhir. (kmb/balipost)
Credit: Source link