JawaPos.com – Pergerakan nilai tukar mata uang rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) diperkirakan masih mengalami tekanan akibat isu moneter AS. Mengutip kurs tengah Bank Indonesia (BI) posisi rupiah saat ini ada di level Rp 14.235 per dolar AS.
Analis keuangan Ariston Tjendra mengatakan, pelaku pasar masih mencemaskan tapering yang meninggi sehingga pelaku pasar untuk sementara meninggalkan nilai tukar rupiah dan emerging markets lainnya.
“Rupiah kemarin anjlok cukup dalam terhadap dolar AS. Hari ini pun kelihatannya isu tapering masih akan mendominasi pasar,” ujarnya kepada JawaPos.com, Selasa (2/11).
Ariston menjelaskan, bank sentral AS, The Fed akan mengeluarkan keputusan tanggal 4 November dini hari. Tapering ini sebagai langkah awal pengetatan moneter di AS yang sedang mengalami kenaikan inflasi yang tinggi dan situasi ketenagakerjaan yang membaik.
Di sisi lain, lanjutnya, pasar sebenarnya masih cukup optimis dengan kondisi ekonomi saat ini, terbukti sebagian indeks saham global masih ada yang menguat. Membaiknya laporan penghasilan perusahaan di tengah pandemi menjaga optimisme tersebut. Hal itu mungkin bisa menahan pelemahan aset berisiko termasuk rupiah.
“Potensi pelemahan ke kisaran 14.300, sementara potensi support di kisaran 14.200,” pungkasnya.
Editor : Banu Adikara
Reporter : Romys Binekasri
Credit: Source link