JawaPos.com – Secara kodratnya, perempuan memiliki peran sebagai seorang ibu yang mengurus anak dan rumah tangga. Pada perkembangannya, perempuan kini semakin berdaya dan sejajar dengan pria dalam berkarya. Karena itu pada era pandemi Covid-19 yang memaksa semua orang lebih banyak berada di rumah termasuk untuk bekerja. Sehingga membuat perempuan menjadi fleksibel dalam menjalankan perannya.
Dalam webinar daring Katadata bertajuk Economic Sustainability Pathway: Indonesian Women in the Workforce, baru-baru ini, mengkampanyekan semangat agar perempuan memiliki akses setara serta keberlanjutan di dunia kerja. Sebab masih banyak perempuan yang tak bisa melanjutkan bekerja akibat dibebankan oleh pekerjaan domestik hingga ekosistem kerja yang tidak mendukung.
Badan Pusat Statistik (BPS) membeberkan partisipasi angkatan kerja pada kelompok kerja perempuan per Februari 2020 mengalami penurunan dari 55,6 persen menjadi 54,6 persen. Sedangkan, pada kelompok laki-laki masih jauh lebih tinggi dengan kenaikan dari sekitar 82 persen menjadi di level 83 persen.
Executive Director, Indonesia Business Coalition for Women Empowerment (IBCWE), Maya Juwita mengungkapkan ketimpangan posisi perempuan di dunia kerja ini perlu menjadi perhatian serius. Terlebih dengan adanya pandemi Covid-19 yang memberi pengaruh signifikan kepada perempuan. Dia menyebut, perempuan yang notabene banyak bekerja paruh waktu atau sektor jasa tak sedikit yang kemudian lebih mudah kehilangan pekerjaan.
“Aspek Covid-19 lebih memperparah. Sektor yang didominisi perempuan seperti pada retail, pariwisata,” ujar Maya.
Meski demikian, survei yang dilakukan oleh IBCWE berkolaborasi dengan Investing in Women menunjukkan, adanya potensi untuk mendorong cara bekerja perempuan yang lebih fleksibel serta ekosistem mendukung agar perempuan bisa bertahan di dunia kerja. Misalnya saja, terkait work from home (WFH) hingga cuti orang tua.
“Bekerja dari rumah bisa membuat perempuan semakin produktif dan fleksibel. Sangat menarik tentang flexible work arrangment,” tegasnya.
Executive Vice President Gajah Tunggal Group Catharina Widjaja mendukung hal itu. Menurutnya perempuan perlu didorong keberlanjutannya bukan hanya dalam konsep keterwakilan tetapi dan hak setara untuk berkembang dan ekosistem yang memadai.
“Kami melihat waktu kami menerima karyawan tidak membedakan harus perempuan atau laki-laki,” kata dia.
Dalam hal penyediakan ekosistem yang suportif bagi pekerja perempuan, HR Director Danone Indonesia Dedie Renaldi Manahera punya pendapat senada. Hal karyawan perempuan bisa lebih bijaksana seperti inisiatif cuti melahirkan bagi perempuan 6 bulan dan laki-laki 10 hari untuk mendampingi istri.
“Post-natal program lagi digenjot di saat sudah melahirkan, perempuan mengambil 6 bulannya supaya bisa merawat anak,” ungkap Dedie.
Saksikan video menarik berikut ini:
Editor : Nurul Adriyana Salbiah
Reporter : Marieska Harya Virdhani
Credit: Source link