Mengutip Reuters, Rabu, perusahaan asal China itu mengatakan unit bisnis dibuka dengan modal terdaftar 10 miliar yuan (Rp22 triliun) dan CEO Xiaomi Lei Jun sebagai perwakilan hukum.
Sejauh ini, sekitar 300 orang telah direkrut sebagai tenaga kerja untuk unit bisnis EV dan ke depan perusahaan masih akan merekrut pekerja.
Baca juga: Xiaomi akan produksi mobil?
Langkah Xiaomi ini menandai tonggak terbaru terkait ambisi ekspansinya ke sektor otomotif. Sebelumnya pada Maret, perusahaan smartphone terlaris ini telah mengkonfirmasi akan terjun ke bisnis mobil listrik dan akan menginvestasikan 10 miliar dolar AS (Rp142,9 triliun) untuk bisnis ini selama 10 tahun ke depan.
Kala itu, Lei Jun mengatakan dorongan bisnis ke unit kendaraan listrik akan menandai “proyek kewirausahaan besar terakhirnya.”
Pada pekan lalu, Rabu (25/8), Xiaomi mengakuisisi startup kendaraan otonom Deepmotion senilai 77,3 juta dolar AS (Rp1,1 triliun) sebagai upaya untuk meningkatkan penelitian dan pengembangan perusahaan (research and development).
Xiaomi juga mengatakan bahwa perusahaan telah melakukan lebih dari 2.000 survei wawancara serta mengunjungi lebih dari 10 rekan dan mitra industri. Namun, perusahaan belum membeberkan detail strategi bisnis untuk sektor otomotif atau jenis kendaraan seperti apa yang akan diluncurkan meski telah melakukan pembicaraan dengan beberapa produsen mobil.
Xiaomi bukan satu-satunya perusahaan teknologi yang berencana mengembangkan kendaraan listrik dan otonom. Perusahaan lain seperti Huawei, Apple, hingga Oppo dikabarkan akan masuk ke pasar otomotif.
Baca juga: Xiaomi akan tinggalkan nama “Mi’
Baca juga: Xiaomi luncurkan pengisi daya nirkabel 100W, berapa harganya?
Pewarta: KR-RKA
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2021
Credit: Source link