Linda Agum Gumelar (tengah)
Jakarta, Jurnas.com – Dalam rangka memperingati Bulan Peduli Kanker Payudara Internasional yang jatuh setiap Oktober, Yayasan Kanker Payudara Indonesia (YKPI) menggelar Pita Pink Fun Walk di kawasan car free day Sudirman, Jakarta, pada Minggu (13/10).
Ketua sekaligus Pendiri YKPI Linda Agum Gumelar mengatakan, kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan perhatian dan dukungan akan kesadaran pentingnya deteksi dini kanker payudara, utamakan pengobatan serta perawatan paliatif.
Fun Walk juga dimaksudkan sebagai wujud dukungan kepada para pejuang kanker payudara yang tengah melakukan pengobatan agar terus bersemangat mengalahkan kanker.
“Saya mengajak masyarakat lebih peduli tentang pentingnya deteksi dini kanker payudara. Jangan menyerah untuk terus memberikan dukungan kepada para penyintas kanker payudara. Mari bersama-sama menyebarkan semangat berjuang kepada teman-teman untuk melawan kanker payudara. Tidak seharusnya para pejuang kanker menghadapi hal ini seorang diri,” kata Linda yang pernah divonis kanker payudara pada 1996.
Ancaman kanker di Indonesia semakin meningkat seiiring dengan perubahan pola hidup masyarakat.
Menurut organisasi kesehatan dunia (WHO) setiap tahunya sekitar 1,7 juta kasus kanker baru dilaporkan terjadi di kawasan Asia Tenggara dengan angka kematian sekitar 1,1 juta orang.
Kendati demikian kanker dapat dicegah dengan gaya hidup dan pola makan yang benar. Bahkan kanker seperti kanker payudara dapat disembuhkan jika terdeteksi secara dini dan dirawat secara memadai.
Untuk itu, dikatakan Linda, YKPI akan terus berupaya melakukan program sosialisasi pentingnya deteksi dini hingga pelosok tanah air, melalui SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri) dan SADANIS (Pemeriksaan Payudara Klinis), bukan hanya untuk kaum perempuan melainkan juga lelaki.
SADARI tambah mantan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabinet Indonesia Bersatu itu dapat dilakukan di rumah secara rutin, hanya dengan menggunakan tangan dan penglihatan untuk memeriksa apakah ada perubahan fisik pada payudara.
Proses ini dilakukan agar semua perubahan yang mengarah pada kondisi yang lebih serius dapat segera ditangani.
“Jika ada yang merasa aneh langsung periksakan ke dokter, jangan menunda pengobatan klinis, jangan menunda stadium lanjut untuk berobat, agar kemungkinan sembuhnya besar,” tambah Linda.
Melalui kegiatan Fun Walk yang diikuti ratusan penyintas kanker payudara ini, diharapkan dapat memberikan kesadaran kepada masyarakat untuk peduli terhadap dirinya, keluarganya dan lingkungannya dengan melakukan SADARI.
“Yuk ajak keluarga kita, teman, kerabat dan orang-orang di lingkungan terdekat kita untuk SADARI. Caranya mudah, sudah sering kita sosialisasikan di media sosial YKPI seperti facebook, Instagram atau website,” tutur dia.
“Dan jangan menunda periksa ke dokter jika merasakan kejanggalan seperti ada benjolan di payudara atau merasakan sakit,” kata Linda lagi.
Sementara itu berdasarkan data dari RS Kanker Dharmais (RSKD) sebagai pusat rujukan kanker nasional mencatat 56 persen pasien kanker yang ditangani adalah pasien kanker payudara.
Lebih lanjut, ahli bedah onkologi RSKD dr Walta Gautama Sp.B (K) Onk mengungkapkan, sebagian besar pasien kanker payudara yang datang berobat sudah berada di stadium 3 atau 4.
“Banyak faktor kenapa pasien kanker payudara telat berobat. Selain pengetahuan soal deteksi dini yang masih belum merata, mereka mayoritas mengaku tidak merasakan apa-apa meskipun ada benjolan yang kecil sehingga menunda pengobatan,” ungkap Walta.
“Memang tidak akan merasa sakit pada awalnya. Tapi bukan berarti harus ke dokter saat sakit. Kebanyakan dari mereka juga merasa takut atau malu jika terdiagnosis kanker payudara. Dan, masalah ekonomi juga, karena pengobatan kanker tidaklah murah,” tambah Ketua PERABOI (Perhimpunan Ahli Bedah Onkologi Indonesia) itu.
Arena Car Free Day juga dimeriahkan dengan aksi gemas penyintas kanker payudara memeluk boneka beruang pink sumbangan dari Double Tree By Hilton Jakarta.
Dikatakan Nils-Arne Schroeder, GM Double Tree by Hilton Hotel, boneka beruang pink itu simbol kepedulian dan simpati akan para pejuang kanker payudara di Indonesia.
“Sebagai salah satu perusahaan perhotelan terbesar di dunia, kami selalu bertujuan memberikan dampak yang positif bagi masyarakat sekitar. Dalam bulan kanker payudara ini, penting bagi kami untuk berperan dalam menaikkan kesadaran masyarakat melalui serangkaian aksi sosial. Dengan mendedikasikan waktu dan energi kami untuk berbagai kegiatan dan mengumpulkan Tim Member serta masyarakat untuk tujuan bersama, hal ini merupakan bentuk dukungan kami untuk para penyitas dan pasien kanker payudara,” sambung Niels.
TAGS : YKPI Deteksi Dini Kanker Payudara Linda Agum Gumelar
This article is automatically posted by WP-AutoPost Plugin
Source URL:http://www.jurnas.com/artikel/60815/YKPI-Ajak-Masyarakat-Lebih-Peduli-Deteksi-Dini/