JawaPos.com – Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan alias Zulhas optimistis neraca perdagangan hingga akhir tahun ini akan tetap surplus. Meskipun, kondisinya nanti harga komoditas melandai karena permintaan global yang melemah dan ada ancaman resesi pada tahun 2023.
“Meskipun harga komoditas cenderung melandai, permintaan global melemah dan terdapat ancaman resesi pada 2023, Indonesia diperkirakan masih dapat menikmati surplus neraca perdagangan di tahun ini,” kata Zulhas dalam keterangan tertulis, Rabu (19/10).
Ia memaparkan, secara kumulatif, neraca perdagangan Januari–September 2022 mengalami surplus USD 39,87 miliar. Surplus perdagangan Januari–September 2022 ini ditopang oleh surplus nonmigas USD 58,75 miliar serta defisit migas sebesar USD 18,89 miliar.
“Angka tersebut jauh melebihi capaian surplus perdagangan tahun 2021 sebesar USD 35,33 miliar,” paparnya.
Sementara itu, pada Senin (17/10) Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat surplus neraca perdagangan September 2022 sebesar USD 4,99 miliar. Menurut Zulhas, hal tersebut menunjukkan kemampuan ekonomi Indonesia bertahan di tengah berbagai krisis.
Surplus perdagangan September 2022 disumbang oleh sektor nonmigas sebesar USD 7,09 miliar dan defisit perdagangan migas sebesar USD 2,10 miliar. Surplus ini menjadi capaian surplus bulanan ke-29 secara berturut-turut.
“Surplus perdagangan USD 4,99 miliar ini dicatatkan di tengah sejumlah tekanan kondisi perekonomian global seperti lonjakan inflasi di sejumlah negara, konflik Rusia–Ukraina yang belum mereda, pengetatan kondisi keuangan di sebagian besar wilayah, serta pandemi Covid-19 yang masih belum sepenuhnya pulih,” tuturnya.
Lebih jauh, Zulhas menjelaskan, surplus perdagangan Indonesia bulan September 2022 didorong surplus dagang dengan beberapa negara mitra dagang. Filipina menjadi negara mitra dagang yang menyumbangkan surplus terbesar dengan nilai surplus sebesar USD 1,13 miliar.
Kemudian, surplus perdagangan dengan India sebesar USD 1,07 miliar. Negara ketiga penyumbang surplus terbesar adalah Amerika Serikat (AS) dengan surplus USD 1,07 miliar.
Ke depan, Kemendag memastikan akan mendorong surplus perdagangan dari sumbangan ekspor nonmigas. Optimisme ini muncul karena pada September beberapa produk utama ekspor nonmigas mengalami peningkatan tertinggi pada bulan September 2022 (MoM), yakni bijih logam, terak, dan abu (HS 26) naik 29,07 persen;
kendaraan dan bagiannya (HS 87) naik 4,79 persen.
Lalu, pulp dari kayu (HS 47) naik 3,84 persen; ampas/sisa industri makanan (HS 23) naik 2,23 persen; dan plastik dan barang dari plastik (HS 39) naik 1,37 persen. Ia menyebut, angka ekspor kendaraan dan bagiannya (HS 87) di September 2022 merupakan yang tertinggi sepanjang sejarah.
Oleh sebab itu, potensi ekspor Kendaraan dan bagiannya dapat dijadikan sumber utama penguatan ekspor di saat menurunnya harga komoditas dan transformasi ekspor ke sektor manufaktur. “Kementerian Perdagangan optimistis untuk terus mendorong peningkatan ekspor pada tiga bulan terakhir sehingga ekspor nonmigas tahun ini diharapkan dapat mencatat rekor tertinggi,” pungkas Zulhas.
Editor : Estu Suryowati
Reporter : R. Nurul Fitriana Putri
Credit: Source link