BANGLI, BALIPOST.com – Pertanian bawang merah di Kaldera Batur, Kintamani secara perlahan diarahkan menuju organik. Saat ini terdapat 25 hektar lahan pertanian di wilayah Kaldera Batur, Kintamani yang ditanami bawang merah dengan pola budidaya tanaman sehat. Sebagian diantaranya sudah panen.
Kepala Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan Kabupaten Bangli I Wayan Sarma mengatakan 25 hektar lahan yang ditanami bawang dengan pola budidaya tanaman sehat itu milik empat kelompok tani di dua desa yakni Desa Abang Batudinding dan Desa Songan B. Penanaman bawang dengan pola budidaya tanaman sehat tersebut merupakan kegiatan uji coba yang dilaksanakan Dinas PKP bekerjasama dengan Balai Perlindungan Tanaman Pangan, hortikultura dan perkebunan (BPTPHBun) Dinas Pertanian Provinsi Bali.
Sarma menjelaskan penerapan pola budidaya tanaman sehat pada tanaman bawang, masih menggunakan pupuk kimia. Hanya saja jumlahnya dikurangi. Penggunaan pupuk kimia hanya setengah dari yang seharusnya diberikan. Setengahnya lagi memakai pupuk kompos. “Kalau pestisidanya sepenuhnya menggunakan pestisida nabati,” jelasnya.
Penggunaan pestisida nabati, disebutkan mampu menghemat biaya produksi. Sebab dengan pestisida nabati petani bisa mengurangi kegiatan penyemprotan. “Kalau biasanya petani melakukan penyemprotan 8 kali dalam satu musim tanam, dengan pestisida nabati cukup penyemprotan 3-4 kali,” kata Sarma.
Keuntungan lainnya, secara kasat mata, kualitas hasil panen juga diklaim lebih bagus. Baik dari segi warna maupun ukuran. “Warnanya lebih cerah dan ukurannya lebih besar,” jelasnya.
Sedangkan dari segi kuantitas, diakui hasilnya belum begitu signifikan. “Kami akan terus lakukan upaya pengujian. Yang jelas ini sudah mulai mengarah pada pertanian yang ramah lingkungan,” pungkasnya. (Dayu Swasrina/Balipost)
Credit: Source link