JawaPos.com – Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk didorong untuk konsisten mewujudkan inklusi keuangan melalui peningkatan literasi keuangan. Hal itu sejalan dengan visi BRI menjadi ‘The Most valuable Banking Group in Southeast Asia’ dan ‘Champion of Financial Inclusion’ pada tahun 2025 mendatang.
Visi tersebut sejalan dengan visi pemerintah yang mencanangkan tingkat inklusi keuangan mencapai 90 persen pada 2024. Merujuk data survei tiga tahunan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), inklusi keuangan pada tahun 2019 baru mencapai 76,19 persen atau meningkat dari 67,8 persen pada 2016.
“Untuk literasi keuangan sesuai data OJK kita baru mencapai 38,03 persen pada 2019, memang ada peningkatan dari tahun-tahun sebelumnya, yakni sebesar 29,7 persen pada tahun 2016,” kata Anggota Komisi VI DPR RI, Intan Fauzi.
Intan menekankan demikian dalam sosialisasi bertajuk ‘Holding BUMN sebagai Lokomotif Kebangkitan Ekonomi Indonesia Masa Depan’ di Tapos, Cilangkap, Kota Depok, Jumat 9 Desember 2022. Kegiatan yang diikuti 180 pelaku UMKM digelar dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat.
Disebutkan, BRI memiliki 3 strategi utama dalam upayanya meningkatkan financial literasi index. Pertama, mengembangkan Agen BRILink menjadi 600 ribu hingga akhir 2022 di seluruh Indonesia. Kedua, mengembangkan digital advisor atau penyuluh digital.
Terakhir, BRI berupaya secara konsisten mengembangkan ekosistem bisnis secara digital. Sehingga transaksi keuangan harian nasabah terus-menerus dilakukan secara digital, untuk menjamin keberlanjutan dari proses keuangan digital di masa depan.
“BRI harus aktif menggunakan sistem jemput bola meningkatkan kesadaran masyarakat, ajari masyarakat untuk membuka rekening dan bertransaksi secara digital. Ajari juga masyarakat agar terhindar dari kejahatan digital,” ucap Anggota DPR RI dari Dapil Jabar VI itu.
Dalam kesempatan tersebut, Anggota DPR RI dari Daerah Pemilihan Jawa Barat VI itu mendorong BRI selaku induk Holding Ultra Mikro (UMi) yang dibentuk untuk memperkuat literasi dan inklusi keuangan.
Kata Intan, sinergi ekosistem ultra mikro antara BRI dengan Pegadaian dan Permodalan Nasional Madani (PNM) adalah untuk membuka akses layanan keuangan yang lebih luas kepada masyarakat. Saat ini ada 45 juta potensi nasabah ultra mikro yang dapat diberdayakan dan 15 juta diantaranya sudah dapat mengakses lembaga pembiayaan formal.
Namun demikian, masih ada sekitar 12 juta pelaku usaha UMi yang mengakses pembiayaan informal termasuk rentenir dan sekitar 18 juta pelaku usaha UMi lainnya belum tersentuh lembaga pembiayaan formal maupun informal.
“Masih banyak pelaku usaha UMi yang belum tersentuh lembaga pembiayaan formal maupun informal, padahal segmentasi UMi ini bisa menjadi sumber pertumbuhan baru bagi BRI,” sebut Intan.
Sekedar diketahui, hingga akhir Agustus 2022 jumlah nasabah yang telah diintegrasikan ketiga entitas Holding UMi mencapai 23,5 juta nasabah dengan total outstanding pembiayaan sebesar Rp.183,9 triliun.
BRI juga berhasil menaikkelaskan 1,8 juta nasabah KUR Mikro ke Komersial di tahun 2021 dan di tahun 2022 diprediksikan nasabah yang berhasil dinaikkelaskan mencapai 2,2 juta nasabah.
Hingga Agustus 2022 integrasi layanan ketiga entitas atau co-location melalui Gerai Senyum sudah mencapai 1.003 lokasi. Sedangkan target awal adalah 978 lokasi Gerai Senyum. Penabung baru UMi mencapai 6,85 juta, adapun target awal sebanyak 3,3 juta. Nasabah PNM Mekaar yang bergabung sebagai Agen BRILink sudah mencapai 40.121.
Credit: Source link