Menteri Agama Turki (foto: Anadolu)
Jakarta – Menteri Urusan Uni Eropa Turki Omer Celik mengecam manifesto Prancis yang mengusulkan penghapusan beberapa ayat Al-Quran, dan mengatakan bahwa 300 tokoh Prancis terkemuka itu sebagai anggota fanatik Daesh yang menyimpulkan kekerasan dari kitab suci.
“Ini adalah contoh paling mencolok dari kekerasan intelektual dan barbarisme. Siapa pun orang-orang ini dan apa pun yang telah mereka lakukan hingga sekarang, mereka akan ditulis di awal sejarah kefanatikan,” kata Celik di akun Twitter.
“Barbarisme secara intelektual dan politik berpusat di dunia modern,” katanya.
Celik menarik paralel antara pemahaman “barbar dan amoral” serta ideologi kelompok teroris Daesh.
“Mereka tidak bisa mengatakan dengan cara yang lebih baik bahwa mereka adalah kerabat ideologis terdekat dari Daesh,” lanjutnya.
Celik menambahkan bahwa pendekatan ini, yang akan menjadi subyek psikiatri politik, mengungkapkan bagaimana barbarisme telah meningkat di tengah-tengah Eropa, dan bagaimana mentalitas ini, setidaknya sama berbahayanya dengan Daesh, dengan mempertahankan dirinya di belakang konsep-konsep tertentu.
“Ini adalah yang paling berbahaya; mereka yang menyembunyikan diri mereka di belakang citra intelektual dan politik. Ini adalah mentalitas mereka yang disebut anti-kekerasan, tetapi sebenarnya mereka menyembah kefanatikan dan kekerasan. Sebanyak 300 tokoh Prancis ini sama seperti Daesh yang menyimpang dari buku petunjuk umat manusia.”
Pada 21 April, sebanyak 300 tokoh Prancis terkemuka, termasuk mantan Presiden Nicolas Sarkozy dan mantan Perdana Menteri Manuel Valls menandatangani manifesto yang diterbitkan di harian Prancis Le Parisien dan menuntut beberapa bagian dari Al-Quran, yang mereka klaim telah memasukkan referensi kekerasan dan anti-semit untuk dihilangkan. (AA)
This article is automatically posted by WP-AutoPost Plugin
Source URL:http://www.jurnas.com/artikel/33853/Turki-Kecam-Tokoh-Prancis-yang-Ingin-Hapus-Ayat-Al-Quran/