JawaPos.com – Berinvestasi di sekolah menengah kejuruan (SMK) sedang ngetren di kalangan dunia usaha dan dunia industri (DUDI). Tahun ini, 2.559 DUDI tengah berlomba untuk dapat bermitra dengan SMK program pusat keunggulan skema pemadanan dukungan (PK SPD).
Tak main-main, komitmen investasi yang ditawarkan mencapai Rp 2,3 Triliun. Jumlah ini meningkat tajam dari yang ditawarkan tahun lalu sebesar Rp 839.72 Miliar oleh 1.401 industri.
”Tahun 2023 mencatat perkembangan luar biasa dari tawaran atau minat industri untuk membantu SMK lewat program SMK PK,” tutur Dirjen Vokasi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Kiki Yuliati dalam paparannya, di Jakarta, Senin (6/2).
Menurutnya, kenaikan ini dilandasi oleh kepercayaan yang kuat oleh pihak DUDI atas sistem pendidikan nasional, terutama vokasi saat ini. Selain itu, DUDI telah merasakan manfaat dari kolaborasi yang terjalin dengan pihak SMK PK sejak awal. Di mana, lulusan SMK bisa relevan dengan kebutuhan industri. Sehingga, mereka bisa berhemat waktu dan biaya untuk memastikan tenaga kerja mereka sesuai dan siap terjun di bidang yang dibutuhkan.
Diakui Wardani Sugiyanto, Direktur SMK Ditjen Vokasi Kemendikbudristek, tahun ini, SMK PK SPD memang laris manis. Selain jumlah pelamar DUDI dan besaran investasi, jumlah SMK yang mendaftar juga bertambah. Tahun ini, jumlah SMK yang mendaftar program SMK PK SPD mencapai 4.021, terdiri SMK PK lanjutan sebanyak 1.358 dan peserta baru 2.663. Jumlah tersebut naik empat kali lipat dibanding 2022 sebanyak 1.401 SMK.
”Ini hanya dengan 1 konsentrasi keahlian yang prioritas saja. Andaikan kita buka semua konsentrasi keahlian, bisa Rp 5 Triliun (investasinya, red),” ungkapnya. Sebagai informasi, dalam program ini, pihak SMK hanya dibolehkan mengajukan 1 konsentrasi keahlian/kompetensi dari seluruh kompetensi di sekolahnya.
Data tersebut, lanjut dia, nantinya masih akan dikurasi oleh pihaknya. Proses seleksi ditargetkan rampung pada Februari 2023 ini. Sehingga, awal Maret 2023 sudah ditetapkan SMK PK dan DUDI mana saja yang dapat dikawinkan. Selanjutnya, dapat dilakukan bimbingan teknis. ”Target kami di semester pertama semua dana bisa tertransfer ke SMK,” pungkasnya.
Editor : Bintang Pradewo
Reporter : Zalzilatul Hikmia
Credit: Source link