JawaPos.com – Grup band SORE yang beranggotakan Ade Firza Paloh (vokal, gitar), Awan Garnida (bass, gitar), dan Bemby Gusti (drum) siap merilis album keempat bertajuk Quo Vadis, SORE? pada 10 Februari 2023, di bawah naungan Setengah Lima Records, dikutip dari ANTARA.
“Quo Vadis itu artinya where are you going? Mau kemana? Lewat album ini, kita ingin menyampaikan pesan apa artinya kita dalam bermusik ini. Apakah akan membuat kita semakin lupa diri kita atau apakah kita semakin tahu manfaat yang kita sebarkan dan apakah itu juga bermanfaat bagi orang lain,” kata Ade saat ditemui dalam acara hearing session di Jakarta, Rabu (8/2).
Ade mengatakan, album Quo Vadis, SORE? akan berisi 15 lagu, termasuk lagu ‘Maka Terjadilah Sekilas Kisah Murah’, ‘Gardenia’, hingga ‘Meraki’. Selain itu, ada juga lagu ‘Alakah’ dan ‘Rosa’.
“15 lagu akan ada di CD, 14 akan ada di digital,” imbuh Ade.
Proses penggarapan album Quo Vadis, SORE? dikatakan Ade memakan waktu yang cukup panjang, yakni dua tahun. Selama proses tersebut, ia mengatakan waktu untuk berkumpul saat post-produksi menjadi tantangan utama.
“Kendalanya adalah waktu, Waktu berkumpul untuk proses post-produksinya, itu paling lama. Banyak juga lah, kepusingan-kepusingan kita,” kata Ade.
Sejumlah musisi pun turut terlibat dalam penggarapan album tersebut, termasuk Iga Massardi, Sigit Pramudita, Bongky Lebon, John Baskoro, Bilal Indrajaya, Romantic Echoes, Lafa Pratomo, dan masih banyak lagi.
Ade pun berharap, perilisan album baru SORE bisa mendapatkan tempat di hati para pecinta musik Tanah Air.
“Album ini untuk siapapun yang berkenan, yang mereka mau meluangkan waktu untuk mendengarkan. Ya harapannya, semoga nasib lagu-lagu ini baik, paling tidak ya di hati-hati yang berkenan,” tutup Ade.
SORE merupakan grup musik yang memulai debut sejak 2002. Selama perjalanan karir mereka, SORE telah merilis banyak karya mulai dari album Centralismo (2005), Ports of Lima (2008), dan Los Skut Leboys (2015).
Mereka juga merilis mini album “Sombreros Kiddos” (2010) dan “Mevrouw” (2019), serta komplikasi “Sorealist” (2013).
Credit: Source link