Alami Gangguan Mental, Acha Septriasa Melakukan Terapi ke Psikolog

Alami Gangguan Mental, Acha Septriasa Melakukan Terapi ke Psikolog

JawaPos.com -Aktris Acha Septriasa mengatakan bahwa dirinya kini sedang menjalani terapi ke psikolog di Sydney, Australia. Dia mengalami sedikit masalah kesehatan mental usai keguguran calon buah hati keduanya di awal Januari 2023 lalu.

“Mungkin penyebabnya karena aku mengalami keguguran beberapa waktu lalu,” kata Acha Septriasa saat ditemui di bilangan Kemayoran Jakarta, Rabu (1/3).

Acha mengatakan, dia awalnya mendatangi psikolog bukan untuk keperluan terapi diri sendiri. Dia datang ke psikolog dalam rangka pendalaman karakter dari film Aku Tahu Kapan Kamu Mati 2: Suicide Village. Dalam film garapan sutradara Anggy Umbara tersebut, Acha memang diceritakan berprofesi sebagai seorang psikolog.

Setelah menjawab sejumlah pertanyaan yang diberikan, baru diketahui kalau Acha Septriasa sebenarnya membutuhkan terapi agar mental dan emosionalnya dapat kembali normal. Perempuan berusia 33 tahun itu direkomendasikan melakukan terapi sebanyak 2 kali.

“Baru satu kali terapi terus langsung ke Jakarta untuk syuting film ini. Mungkin Mei baru dilanjutkan terapinya,” kata Acha Septriasa.

Menurut aktris yang sempat masuk dalam daftar sebagai artis dengan bayaran termahal pada 2007 silam, psikolog yang menanganinya sempat protes karena jeda terapinya terlalu lama. Acha Septriasa pun menjelaskan bahwa dirinya harus melakukan syuting film di Indonesia.

Acha mengatakan, bisa saja orang mengalami permasalahan mental meskipun merasa sedang dalam keadaan sehat dan merasa normal seperti dialaminya. Apalagi situasi saat ini menuntut seseorang harus terlihat sempurna dengan adanya media sosial.

Acha menyarankan orang-orang sebaiknya jujur pada diri sendiri. Apabila mengalami perubahan emosi dalam diri, sebaiknya mendatangi psikolog supaya mendapatkan penanganan secara tepat.

“Bukan salah kalau ada yang berbeda dari kamu dibanding yang kemarin. Berarti kamu sedang bertumbuh gitu lho. Selama ini banyak orang menutupi ketidaksempurnaan karena standar yang terlalu tinggi di sosial media,” kata Acha.

“Kita sebagai manusia biasa, sebenarnya kita perlu belajar, perlu memaafkan,perlu ada penyelesaian hal-hal yang belum tuntas dan dari sana kita bertumbuh menjadi manusia yang lebih baik,” imbuh Acha Septriasa.


Credit: Source link

Related Articles